Aksi itu berujung panjang. Sebanyak 21 suporter Persikas akhirnya diamankan pihak kepolisian dan dibawa ke Mapolsek Ciasem. Hingga Kamis sore (29/5/2025), para suporter tersebut masih menjalani pemeriksaan intensif.
Aksi Protes Bikin Acara Ricuh
Kejadian bermula saat Dedi Mulyadi sedang berdialog dengan seorang ibu dan anaknya yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Namun, momen itu terganggu oleh sorakan dan bentangan spanduk dari para suporter yang menuntut agar Persikas Subang tidak dijual.
Spanduk bertuliskan "Selamatkan Persikas" sontak menyulut emosi sang gubernur. Dalam video yang tersebar luas di media sosial, Dedi terlihat menunjuk langsung ke arah para suporter dengan ekspresi marah.
"Ini Bukan Forum Persikas!"
Dedi yang dikenal blak-blakan langsung mengambil alih mikrofon dan menghentikan acara. "Hei, berhenti kamu! Duduk! Ini bukan forum Persikas, ini forum saya!" teriaknya lantang sambil menegaskan bahwa acara tersebut untuk menyerap aspirasi rakyat, bukan demo bola.
Kemarahannya makin menjadi saat para suporter tetap membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel. Ia menyebut para pemuda itu tidak punya empati terhadap penderitaan masyarakat. "Ngaku anak muda, ngaku berpendidikan, tapi enggak punya otak," ucap Dedi dengan nada tinggi.
"Kalau Mahasiswa, Saya Cari Kampusmu!"
Suasana makin panas saat Dedi mengancam akan mencari tahu asal sekolah atau kampus para suporter. "Kalau kamu anak sekolah, saya cari kamu sekolah di mana! Kalau kamu mahasiswa, saya cari kamu kuliah di mana!" bentaknya.
Ia juga meminta pihak keamanan untuk menelusuri para suporter tersebut. "Cari siapa orangnya! Saya tidak terima anak muda tidak punya empati begini!" ucap Dedi dengan geram.
Spanduk Disita, Suporter Diamankan
Kapolsek Ciasem, AKP Endang Kurnia, membenarkan bahwa pihaknya telah menahan 21 suporter untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Hingga sore ini, para suporter yang kemarin beraksi masih kami periksa di Mapolsek Ciasem," jelasnya.
Selain itu, polisi juga menyita spanduk yang dibentangkan para suporter. Spanduk tersebut dianggap menjadi pemicu keributan di tengah forum masyarakat.
Video Viral, Warganet Terbelah
Rekaman Dedi Mulyadi memarahi suporter Persikas sontak menjadi viral. Video itu beredar luas di berbagai platform, termasuk Instagram dan TikTok. Beberapa warganet mendukung sikap tegas Dedi, namun sebagian lainnya menilai responsnya terlalu berlebihan terhadap aspirasi suporter sepak bola.
Sebagian netizen menyayangkan sikap Dedi yang dinilai tidak membuka ruang dialog bagi anak muda, meski di luar konteks acara. Tapi ada juga yang menganggap aksi suporter memang tidak pada tempatnya.
Dedi: "Orang Subang Butuh Jalan, Bukan Persikas"
Dalam pernyataannya, Dedi menyebut bahwa isu Persikas bukanlah hal yang krusial bagi warga Subang saat ini. "Persikas pindah kemana pun tidak akan mempengaruhi orang untuk bisa makan," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa yang dibutuhkan masyarakat Subang saat ini adalah infrastruktur yang memadai, pendidikan yang layak, dan akses kehidupan yang lebih baik. "Orang Subang butuh jalan yang baik, bukan klub sepak bola," tegasnya.
Masalah Internal Klub, Bukan Urusan Gubernur
Menurut Dedi, permasalahan Persikas seharusnya dibahas di forum yang tepat, bukan di acara pemerintahan. Ia menggarisbawahi bahwa ia hadir untuk rakyat, bukan untuk urusan klub bola.
"Kalau soal klub sepak bola, tempatnya bukan di sini. Urusannya ada di lapangan dan manajemen klub, bukan pada saya sebagai gubernur," katanya.
Suporter Dinilai Tak Peka
Sikap suporter yang tetap ngotot menyuarakan protes di tengah forum rakyat dinilai Dedi sebagai tindakan yang tidak peka. "Ini forum rakyat yang sedang mengeluh kesusahan, kamu malah teriak-teriak soal bola. Mana empatinya?" serunya.
Dedi menilai bahwa sebagai generasi muda, para suporter seharusnya bisa membedakan mana yang tempatnya menyuarakan hobi, dan mana yang menjadi forum publik untuk kesejahteraan masyarakat.
Banyak yang Setuju, Banyak yang Menyayangkan
Momen ini menjadi sorotan besar di tengah panasnya isu sepak bola lokal dan ketegangan sosial. Sebagian pihak mendukung sikap tegas Dedi yang tidak ingin forum rakyat dipakai sebagai panggung politik bola. Namun, sebagian pihak lainnya merasa bahwa suporter hanya sedang memperjuangkan sesuatu yang mereka cintai.
Apapun itu, insiden ini menjadi pelajaran bahwa konteks sangat penting dalam menyampaikan aspirasi. Tidak semua tempat bisa dijadikan ruang demo, terutama jika menyangkut kepentingan warga yang sedang mengalami kesulitan hidup.
Harapan ke Depan: Lebih Dewasa dalam Menyampaikan Aspirasi
Dari kejadian ini, kita bisa mengambil pelajaran penting. Baik pemerintah maupun warga, termasuk suporter, harus bisa mengelola emosi dan memahami konteks. Kebebasan berpendapat adalah hak semua orang, tapi menyampaikannya perlu dilakukan dengan cara dan tempat yang tepat.
Semoga ke depan, antara pemerintah dan masyarakat, termasuk para penggemar sepak bola, bisa lebih bijak dalam membangun komunikasi. Agar tidak ada lagi insiden yang bisa mencederai suasana publik, terutama dalam forum-forum kemanusiaan.
_____________