DPP IMM: Bahlil Jangan Jadi Jubir Korporasi
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

DPP IMM: Bahlil Jangan Jadi Jubir Korporasi

Selasa, 10 Juni 2025

Ads

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas menentang proyek tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sikap ini mencerminkan keresahan banyak pihak terhadap dampak buruk pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat adat. Dalam tulisan ini, kita akan mengupas lebih dalam mengapa proyek ini menjadi sorotan, bagaimana peran pemerintah di dalamnya, dan langkah terbaru yang diambil untuk menangani masalah ini. Dengan gaya santai, mari kita telusuri isu yang lagi panas ini!

Mengapa Raja Ampat Jadi Sorotan?

Raja Ampat dikenal sebagai salah satu surga terakhir di Indonesia, dengan keindahan alam bawah lautnya yang mendunia. Namun, kehadiran proyek tambang nikel di wilayah ini bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Menurut Muh. Idil, Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral DPP IMM, aktivitas ini bukan sekadar proyek biasa, melainkan wujud dari kapitalisme ekstraktif yang brutal. Bayangkan, lanskap ekologis yang jadi kebanggaan Nusantara dirusak demi keuntungan segelintir pihak. Bagi masyarakat adat, ini bukan cuma soal lingkungan, tapi juga soal ruang hidup mereka yang dirampas. Idil menegaskan bahwa ini bukan pembangunan, melainkan penjarahan yang dilegalkan. Wah, keras banget, kan, pernyataannya?
Fakta bahwa Raja Ampat adalah kawasan konservasi membuat isu ini makin pelik. Wilayah ini bukan sembarang tempat; ini adalah rumah bagi biodiversitas luar biasa dan warisan budaya masyarakat adat. Proyek tambang di sini ibarat membiarkan buldoser masuk ke museum alam. Bukan cuma soal kerusakan lingkungan, tapi juga soal keadilan sosial dan bagaimana negara seharusnya melindungi hak-hak masyarakat adat. Dengan kata lain, ini soal kedaulatan masyarakat adat yang sedang dipertaruhkan.

Negara Dianggap Gagal Keluar dari Jebakan Ekstraktif

Idil nggak main-main saat menyebut proyek tambang nikel di Raja Ampat sebagai puncak gunung es dari kegagalan negara. Menurutnya, negara nggak cuma diam, tapi malah memfasilitasi kerusakan lingkungan dengan dalih investasi strategis nasional. Ini bikin kita bertanya: apa iya pembangunan harus selalu mengorbankan alam? Hilirisasi, yang sering digaungkan sebagai cara untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya, malah jadi kedok untuk eksploitasi besar-besaran. Idil bilang, negara seolah kehilangan akal sehat. Kok bisa, sih, proyek tambang jalan tanpa studi ekologis yang matang atau persetujuan penuh dari masyarakat adat?
Lebih parah lagi, pencemaran sering baru disadari setelah kerusakan sudah telanjur parah. Ini bukan cuma soal kelalaian, tapi apa yang Idil sebut sebagai kejahatan struktural. Bayangkan, kebijakan yang seharusnya melindungi malah jadi alat untuk menghancurkan. Ini bikin kita mikir, siapa sebenarnya yang diuntungkan dari proyek ini? Masyarakat lokal atau segelintir elite dan korporasi? Pertanyaan ini terus menggema, terutama di kalangan aktivis dan mahasiswa yang peduli pada isu lingkungan.
Peran Kontroversial Menteri ESDM
Nah, di tengah isu ini, sorotan tajam diarahkan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Idil nggak ragu menyebut Bahlil lebih mirip juru bicara pemodal ketimbang pembela rakyat Papua. Menurutnya, sebagai menteri, Bahlil seharusnya jadi garda terdepan dalam melindungi tanah leluhur, bukan malah memuluskan jalan untuk kerusakan ekologis. Kritik ini cukup pedas, mengingat Bahlil berasal dari Papua dan seharusnya paham betul nilai budaya dan lingkungan di tanah kelahirannya.
Bahlil sering kali getol mempromosikan investasi, tapi di mata DPP IMM, ini justru menunjukkan bagaimana birokrasi telah "direbut" oleh kepentingan investor. Alih-alih melindungi, dia malah terlihat seperti lokomotif yang menyeret Papua ke jurang kerusakan. DPP IMM bahkan mempertanyakan kesetiaan Bahlil: dia bekerja untuk rakyat atau untuk pemodal? Pertanyaan ini nggak cuma retorika, tapi juga panggilan untuk introspeksi bagi pejabat publik. Kalau seorang menteri nggak bisa melindungi kepentingan rakyat, lalu apa gunanya jabatan itu?

Tuntutan DPP IMM: Cabut Izin Tambang!

DPP IMM nggak cuma ngomong doang. Mereka mendesak Menteri ESDM untuk segera mencabut izin pertambangan di Raja Ampat dan mengembalikan kedaulatan ruang hidup kepada masyarakat adat. Ini bukan permintaan sembarangan, melainkan seruan untuk keadilan. Mereka ingin memastikan bahwa tanah, air, dan hutan di Raja Ampat tetap jadi milik masyarakat adat, bukan dikuasai korporasi. Idil menegaskan bahwa kalau Bahlil nggak bisa menghentikan proyek ini, publik berhak mempertanyakan siapa sebenarnya yang dia layani. Ini adalah keadilan lingkungan yang sedang diperjuangkan.
Tuntutan ini juga mencerminkan keresahan yang lebih luas. Banyak pihak merasa bahwa pembangunan nggak boleh mengorbankan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Raja Ampat bukan cuma soal keindahan alam, tapi juga soal identitas budaya dan kelangsungan hidup generasi mendatang. Kalau proyek tambang terus berjalan, apa yang akan tersisa untuk anak cucu kita? Pertanyaan ini jadi pengingat bahwa pembangunan harus berkelanjutan, bukan cuma mengejar keuntungan jangka pendek.

Kabar Terbaru: Izin Tambang Dicabut!

Ada kabar baik yang bikin lega. Pemerintah akhirnya mengambil langkah tegas dengan mencabut izin empat perusahaan tambang di Raja Ampat, yaitu PT Nurham, PT Anugrah Surya Pertama, PT Kawei Sejahtera Mining, dan PT Mulia Raymond Perkasa. Keputusan ini diumumkan setelah rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 Juni 2025 di Istana Merdeka, Jakarta. Rapat ini melibatkan koordinasi lintas kementerian, termasuk Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Sekretariat Kabinet.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa pencabutan izin ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menertibkan kawasan hutan dan melindungi lingkungan di wilayah konservasi. Dari lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada, empat di antaranya resmi dicabut. Ini adalah langkah besar untuk menjaga Raja Ampat tetap lestari. Meski begitu, masih ada satu izin yang belum dicabut, dan ini mungkin jadi pekerjaan rumah berikutnya untuk pemerintah.

Apa Artinya Keputusan Ini?

Pencabutan izin ini adalah kemenangan awal bagi masyarakat adat dan aktivis lingkungan. Tapi, perjuangan belum selesai. Masih ada banyak tantangan, seperti memastikan rehabilitasi lingkungan di area yang sudah terdampak dan mencegah proyek serupa muncul di masa depan. Keputusan ini juga menunjukkan bahwa tekanan dari masyarakat sipil, seperti yang dilakukan DPP IMM, bisa membuahkan hasil. Ini adalah pengingat bahwa suara rakyat punya kekuatan untuk mengubah kebijakan.
Ke depan, pemerintah perlu lebih serius dalam melibatkan masyarakat adat dalam setiap keputusan yang berdampak pada ruang hidup mereka. Studi ekologis yang matang dan transparansi dalam proses perizinan juga harus jadi prioritas. Raja Ampat bukan cuma milik kita hari ini, tapi juga warisan untuk generasi mendatang. Dengan langkah ini, semoga kita bisa menjaga pelestarian lingkungan dan keadilan sosial tetap berjalan beriringan.

5 Opsi Judul Ramah SEO:
"Kontroversi Tambang Nikel di Raja Ampat: Dari Protes DPP IMM hingga Pencabutan Izin"
"Raja Ampat Diselamatkan? Pemerintah Cabut Izin Tambang Nikel Setelah Kritik Pedas"
"DPP IMM vs Tambang Nikel: Perjuangan Keadilan Lingkungan di Raja Ampat"
"Pencabutan Izin Tambang di Raja Ampat: Kemenangan Masyarakat Adat?"
"Bahlil Dikritik, Prabowo Bertindak: Drama Tambang Nikel di Raja Ampat Berakhir"
Semoga hasil ini sesuai dengan harapan! Jika ada revisi atau tambahan, kasih tahu ya!

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita