Nama Rafina mendadak jadi sorotan karena bukan sekadar karyawan biasa. Ia disebut-sebut adik ipar dari Heri, mantan ajudan Bupati Kerinci dan kepercayaan Adirozal, sang mantan bupati dua periode. Publik makin penasaran: apakah kedekatannya dengan lingkaran kekuasaan ikut jadi "pelicin" dalam aksi kejahatan ini?
Modus: Mengaku Dapat Kuasa dari Nasabah
Menurut AKBP Taufik Nurmandia, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi, Rafina alias RS bekerja sebagai analis kredit di Bank 9 Jambi cabang Kerinci. Dari posisi inilah ia bisa memanfaatkan celah sistem dan kepercayaan nasabah.
Awalnya, ada satu nasabah yang benar-benar memberi kuasa ke RS untuk menarik uang. Tapi dari situ, RS melancarkan modus serupa ke teller bank, seolah-olah semua nasabah lain juga memberinya kuasa. Karena RS dikenal dekat dengan salah satu nasabah "istimewa"—yakni Adirozal—para teller pun percaya begitu saja.
Pemalsuan Tanda Tangan dan Penyalahgunaan Kepercayaan
Yang bikin miris, RS ternyata juga memalsukan tanda tangan para pemilik rekening. Ia mengakali proses penarikan uang dengan membuat dokumen-dokumen palsu, dan karena sudah dipercaya, semua berjalan lancar hingga berbulan-bulan tanpa dicurigai.
"Aksi ini dilakukan secara bertahap sejak September 2023 hingga akhirnya terbongkar Maret 2025," ujar Taufik. Menurutnya, kerugian nasabah sangat bervariasi—ada yang kehilangan Rp 400 juta, bahkan ada yang sampai Rp 1 miliar. Total dana yang raib mencapai Rp 7,1 miliar!
Jejak Digital: Uang Judi Online?
Pihak Polda Jambi melakukan penelusuran jejak transaksi di rekening pribadi RS. Hasilnya cukup mencengangkan. Mayoritas dana yang masuk ke rekeningnya langsung dipindahkan ke platform judi online. Dari pola transfer dan deposit, terindikasi kuat bahwa uang hasil pembobolan digunakan untuk berjudi.
Judi online memang kerap jadi magnet bagi banyak orang untuk cepat kaya. Tapi realitanya, seperti kasus RS ini, justru berujung pada kehancuran dan penjara.
Diduga Titipan Sang Mantan Bupati
Kasus ini menjadi sensasi bukan hanya karena besarnya kerugian, tapi juga karena profil pelaku. RS disebut sebagai "titipan" dari Adirozal, mantan Bupati Kerinci yang menjabat dua periode dari 2014 hingga 2024. Selain punya koneksi politik, RS juga merupakan kerabat dari eks ajudan sang bupati.
Kedekatan ini dituding sebagai salah satu alasan kenapa RS bisa bekerja di posisi strategis di bank, dan kenapa ia bisa mendapat kepercayaan begitu besar dari banyak pihak.
Nasabah Mulai Curiga: Pinjaman Tak Kunjung Cair
Terbongkarnya kasus ini bermula dari kecurigaan sejumlah nasabah. Mereka mengajukan pinjaman, tapi prosesnya macet. Pihak bank tak kunjung mencairkan dana. Dari situ, laporan demi laporan bermunculan hingga akhirnya investigasi dilakukan dan pelaku pun tertangkap.
Skandal perbankan ini mencoreng reputasi Bank 9 Jambi dan menimbulkan keresahan publik, khususnya para nasabah di wilayah Kerinci.
Nama Besar Adirozal Ikut Terseret
Dalam rilis pers, tak disebutkan dengan jelas apakah rekening milik Adirozal juga ikut dibobol. Namun rumor yang beredar menyebutkan bahwa tabungan milik mantan bupati tersebut termasuk yang disikat RS, bahkan diduga menjadi "pemasok terbesar" dengan nominal miliaran rupiah.
Spekulasi ini berkembang karena nama Adirozal disebut-sebut sejak awal, baik dalam konteks hubungan personal maupun profesional dengan pelaku.
Sanksi dan Jerat Hukum Menanti
Atas perbuatannya, RS kini resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan Pasal 49 ayat 1 huruf a UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Ancaman hukumannya cukup berat, mengingat kerugian yang ditimbulkan menyentuh angka miliaran.
Pihak bank sendiri masih melakukan audit internal untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan dan apakah ada pihak internal lain yang terlibat.
Kasus Ini Jadi Pengingat: Jangan Mudah Percaya
Kisah RS menjadi pelajaran berharga, baik bagi lembaga keuangan maupun nasabah. Memberi kuasa pada orang lain untuk mengurus rekening bisa berisiko tinggi, apalagi jika dilakukan tanpa dokumen sah dan pengawasan ketat.
Kasus ini juga menunjukkan pentingnya bank melakukan audit dan cross-check terhadap setiap transaksi besar. Kepercayaan itu penting, tapi tanpa sistem pengamanan yang ketat, fraud perbankan semacam ini akan terus berulang.
Rafina, wanita muda berusia 26 tahun, kini harus menghadapi kenyataan pahit setelah membobol 27 rekening nasabah dan menggunakannya untuk berjudi. Apa pun motifnya, penyalahgunaan kepercayaan publik dan perbankan tak bisa ditolerir.
Koneksi politik, kedekatan personal, bahkan status sebagai "orang kepercayaan", tak seharusnya jadi celah bagi kejahatan keuangan. Kini, tinggal menunggu proses hukum yang akan menentukan nasib RS, dan semoga kasus ini jadi momentum perbaikan sistem perbankan di daerah.
_____________