Juliana, yang diketahui berusia 27 tahun, dilaporkan terjatuh saat mendaki Rinjani pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Ia terperosok di area tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak gunung. Proses pencarian langsung dilakukan oleh Tim SAR Gabungan, dan pada hari ketiga pencarian, Senin (23/6), Juliana akhirnya terpantau menggunakan drone thermal dalam kondisi tersangkut di tebing batu dengan kedalaman sekitar 500 meter.
Momen inilah yang membuat netizen Brasil geram dan panik. Mereka membanjiri komentar postingan Presiden Prabowo—yang kala itu sedang memposting kegiatannya di St. Petersburg International Economic Forum—dengan tagar dan teriakan minta tolong seperti #SaveJuliana, "SOS Juliana 🇧🇷", dan "Where is the helicopter?!". Mereka mempertanyakan, kenapa Indonesia belum juga menyelamatkan warganya yang jelas-jelas terlihat dalam posisi terjepit dan tidak bergerak.
Komentar-komentar penuh emosi ini sempat membuat postingan Presiden Prabowo mencapai lebih dari 11 ribu komentar, sebagian dari netizen Indonesia yang membalas atau menjelaskan situasinya, sebagian lagi dari warga Brasil yang tetap ngotot agar proses penyelamatan dipercepat. Bahkan ada yang secara langsung menyebut Indonesia tidak peduli pada nyawa manusia. Tentu saja, reaksi ini mengundang diskusi panjang lintas negara di ruang publik digital.
Di lapangan, upaya penyelamatan sedang dilakukan dengan sangat hati-hati. Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, dua penyelamat telah diturunkan ke lokasi dengan sistem tali untuk mengecek kemungkinan evakuasi. Namun medan yang sangat ekstrem, termasuk dua overhang besar, membuat pemasangan anchor (pengait tali) tidak memungkinkan. Tim harus melakukan panjat tebing (climbing) manual demi bisa menjangkau posisi korban.
Saking ekstremnya kondisi di lokasi, demi keselamatan tim penyelamat sendiri, mereka ditarik kembali ke titik aman sambil menyiapkan strategi baru. Belum ada kepastian soal kondisi fisik Juliana karena saat terpantau melalui drone, ia tampak tidak bergerak. Tapi harapan masih terus dijaga.
Pihak berwenang Indonesia, termasuk dari Gubernur NTB, bahkan sudah meminta bantuan helikopter dari PT AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara), perusahaan tambang besar yang memiliki armada udara. Namun, operasi evakuasi udara di medan seperti Rinjani juga bukan perkara mudah. Banyak faktor teknis dan cuaca yang memengaruhi.
Sementara itu, publik menunggu langkah cepat dari pemerintah pusat, yang hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi, baik dari Istana maupun Kapolri. Kompas.com sempat mencoba menghubungi Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya dan Kepala PCO Hasan Nasbi, tapi belum mendapat jawaban.
Tragedi ini bukan hanya soal keselamatan seorang pendaki, tapi juga menjadi cermin bagaimana dunia maya bisa menjadi ruang intervensi internasional yang menekan negara untuk bergerak. Warga Brasil sudah memperlakukan kasus ini sebagai isu nasional, dan perhatian mereka terfokus pada bagaimana Indonesia menanggapi permintaan mereka.
Saat ini yang paling diharapkan adalah keselamatan tim penyelamat, dan tentu saja—keajaiban agar Juliana bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
_____________