Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Golkar Soeharto Lahadalia mengajak seluruh pihak untuk menerima dengan lapang dada keputusan pemerintah yang resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Sikap tersebut ia sampaikan ketika menghadiri pagelaran wayang dalam rangka HUT ke-61 Partai Golkar di Jakarta Barat, Jumat (14/11/2025). Menurutnya, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar di negara demokratis, dan ia berharap mereka yang belum sepenuhnya sepakat dapat menemukan ketenangan serta kelapangan hati.
Bahlil menegaskan bahwa bila ada pihak yang masih sulit menerima, maka langkah terbaik adalah memperbanyak ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Ia menyebut bahwa kedamaian batin dan doa akan membantu membuka hati, baik bagi umat Islam, Kristen, maupun Hindu dan agama lainnya. Ia menambahkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, termasuk para tokoh besar bangsa, sehingga penilaian atas jasa dan kekurangan harus tetap ditempatkan secara proporsional sesuai nilai demokrasi.
Sebagai partai yang memiliki sejarah panjang dengan Soeharto, Golkar menilai gelar pahlawan tersebut sudah sangat layak diberikan. Bahlil menyoroti kontribusi besar Soeharto selama 32 tahun memimpin Indonesia, termasuk perannya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dan sosok penting yang ikut membesarkan partai tersebut sejak awal. Dengan keyakinan penuh, ia menegaskan bahwa memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa besar yang telah tercatat dalam perjalanan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga menyampaikan terima kasih atas keputusan Presiden Prabowo Istana Negara Keppres Subianto yang menetapkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres Nomor 116/TK/Tahun 2025. Ia menyebut keputusan tersebut sebagai bentuk penghargaan negara atas jasa pemimpin yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan dan stabilitas nasional selama lebih dari tiga dekade.
Meski demikian, ia menyadari bahwa masih ada kelompok masyarakat atau tokoh politik yang menolak penetapan tersebut. Namun bagi Bahlil, perbedaan pendapat adalah konsekuensi logis dari sistem demokrasi Indonesia. Ia menilai kritik merupakan bagian sehat dari dinamika bangsa, tetapi ia berharap perbedaan tersebut tetap berada dalam koridor saling menghormati dan tidak menghalangi niat baik pemerintah dalam memberikan penghargaan kepada tokoh bangsa.
Golkar berharap keputusan ini dapat menjadi momentum memperkuat persatuan dan mengingatkan masyarakat untuk melihat jejak sejarah secara menyeluruh. Bahlil menegaskan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pemimpinnya tanpa mengabaikan kritik konstruktif yang tentu selalu ada dalam perjalanan panjang sebuah negara.
_____________
liputansembilan