Trauma dan Kehilangan, Ahmad Sahroni Curhat Soal Penjarahan Rumah Mewahnya
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

Trauma dan Kehilangan, Ahmad Sahroni Curhat Soal Penjarahan Rumah Mewahnya

Selasa, 04 November 2025

Ads

Gambar Berita

Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, akhirnya angkat bicara tentang kejadian memilukan yang menimpanya beberapa waktu lalu. Rumah mewahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah massa dalam insiden mengejutkan yang menyita perhatian publik nasional. Dalam keterangannya kepada media, politisi yang dijuluki "Crazy Rich Tanjung Priok" itu mengaku mengalami momen paling mencekam dalam hidupnya.

Kejadian itu terjadi pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Menurut Sahroni, situasi berubah begitu cepat. Massa yang tak dikenal tiba-tiba datang dan menyerbu rumah pribadinya tanpa alasan jelas. "Teriakan, bentakan, dan suara benda pecah memenuhi udara. Saya panik, sempat masuk ke kamar mandi, terus naik ke plafon. Tapi plafonnya enggak kuat, saya jatuh," ujarnya, seperti dikutip dari Suara.com (3/11/2025). Dalam kondisi genting itu, ia mengaku hanya bisa berusaha menyelamatkan diri dan keluarga.

"Saya benar-benar enggak percaya siapa pun malam itu. Semua terasa kacau," kata Sahroni lirih. Ia menggambarkan malam itu sebagai pengalaman penuh ketegangan dan ketakutan. Bukan hanya harta benda yang raib, namun juga barang-barang pribadi yang memiliki nilai emosional tinggi. "Kolor aja saya diambil. Foto keluarga pun enggak tersisa," ungkapnya.

Kejadian tersebut memantik simpati publik sekaligus perdebatan di ruang maya. Banyak yang tak percaya bahwa sosok sepopuler dan sukses seperti Ahmad Sahroni bisa menjadi korban amukan massa. Dikenal sebagai politisi rendah hati dan dermawan, Sahroni justru harus menghadapi tragedi yang meninggalkan luka mendalam. Ia menuturkan, di rumahnya saat itu ada delapan orang yang terjebak. Mereka tak bisa keluar dan hanya bersembunyi sambil menunggu situasi tenang.

"Saya cuma bisa pasrah. Barang-barang semua diangkut, bahkan yang enggak seberapa nilainya," ujar Sahroni. Ia menambahkan, yang paling menyakitkan bukanlah kehilangan benda berharga, melainkan hilangnya kenangan keluarga yang tersimpan dalam foto-foto lama. "Itu bukan soal uang, tapi soal kenangan. Nilai emosionalnya tak bisa diganti," katanya penuh haru.

Usai kejadian, Sahroni meluapkan emosinya lewat unggahan di media sosial. Dalam postingannya yang viral, ia menuliskan sindiran tajam kepada pihak-pihak yang menyerbu rumahnya. "Saya alhamdulillah tidak korupsi. Tapi rumah ini dianggap duit rakyat. Saya yakin, orang-orang yang teriak itu boro-boro bayar pajak, pasti nunggu sembako juga," tulisnya di akun Facebook pribadinya.

Unggahan tersebut langsung memicu reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian netizen membela Sahroni dan menganggap kemarahannya wajar karena menjadi korban ketidakadilan. Namun ada juga yang menilai ucapannya terlalu keras. Meski begitu, Sahroni menjelaskan bahwa pernyataan tersebut lahir dari rasa kecewa yang mendalam. "Saya hanya manusia biasa. Rumah saya dijarah, kenangan saya hilang, tentu saya kecewa," ungkapnya.

Menurutnya, peristiwa ini membuktikan bahwa tidak ada yang kebal terhadap musibah. "Orang suka bilang pejabat itu kebal. Sekarang lihat, bahkan saya pun bisa jadi korban," kata Sahroni dengan nada getir. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak mudah terpancing emosi dan melakukan tindakan anarkis.

Sahroni juga mengapresiasi langkah cepat aparat keamanan yang segera datang setelah insiden terjadi. Ia berharap penyelidikan bisa mengungkap siapa dalang di balik penjarahan tersebut. "Saya percaya polisi bisa menegakkan keadilan. Ini bukan soal materi, tapi soal rasa aman warga negara," tegasnya.

Pihak kepolisian sendiri masih melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini. Belum ada keterangan resmi terkait kerugian total maupun identitas pelaku. Namun sejumlah saksi mata di sekitar Tanjung Priok mengaku mendengar keributan besar pada malam kejadian. Beberapa warga juga menyatakan keprihatinan mendalam terhadap insiden tersebut.

"Enggak nyangka ada yang berani masuk ke rumah Pak Sahroni. Kami kaget banget, soalnya beliau dikenal baik sama warga," ujar salah satu warga setempat. Meskipun ada yang mengkritik gaya hidup mewahnya, mayoritas warga tetap menilai tindakan penjarahan tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun.

Kini, Ahmad Sahroni berupaya memulihkan kondisi mental dan emosinya. Ia mengaku trauma berat dan masih sulit tidur nyenyak sejak malam kejadian. Namun, di tengah luka itu, ia tetap menunjukkan ketegaran dan optimisme. "Saya belajar untuk lebih kuat. Harta bisa dicari, tapi rasa aman dan kepercayaan harus dibangun lagi," tuturnya.

Sebagai seorang publik figur sekaligus legislator, Sahroni berharap kejadian ini dapat menjadi refleksi bersama tentang pentingnya menjaga ketertiban sosial. Ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih bijak menyikapi isu politik dan tidak mudah terprovokasi. "Jangan biarkan kebencian buta menghancurkan sesama anak bangsa," pesannya.

Kasus yang menimpa "Crazy Rich Tanjung Priok" ini menjadi pengingat bahwa setiap orang, tak peduli status atau jabatan, berhak mendapatkan rasa aman dan perlindungan hukum. Masyarakat pun berharap agar pelaku penjarahan segera ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita