Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil, mengungkapkan bahwa ia tengah menerima gelombang serangan dari publik dalam beberapa hari terakhir. Melalui akun Facebook pribadinya, ia menulis bahwa telepon dan pesan WhatsApp masuk tanpa henti, berisi hujatan serta ancaman yang diduga berkaitan dengan maraknya bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Situasi ini didorong oleh viralnya kembali video dialog dirinya dengan aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, yang tayang di Kompas TV pada Juni 2025.
Dalam wawancara tersebut, Iqbal mempertanyakan apakah ada satu pun proyek pertambangan atau pembalakan hutan di Indonesia yang berhasil melakukan reboisasi atau reklamasi sehingga ekosistem kembali seperti sedia kala. Iqbal menilai tidak ada contoh yang benar-benar berhasil, sementara eksploitasi terus berlangsung. Gus Ulil kemudian menanggapi dengan mempertanyakan alasan aktivis lingkungan begitu menginginkan pemulihan ekosistem awal, yang menurutnya tidak selalu relevan dalam konteks perubahan sosial dan ekonomi yang terus berkembang. Ia menilai dinamika sejarah menjadikan perubahan ruang hidup sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan, sebagaimana lahan bermain dan persawahan di masa kecilnya yang kini berubah menjadi permukiman.
Pernyataan tersebut membuat diskusi memanas. Iqbal menilai analogi yang disampaikan Gus Ulil tidak sebanding, sebab perkembangan alami tidak dapat disamakan dengan kecepatan alat berat yang mampu meratakan hutan dalam waktu singkat. Aktivis lingkungan itu menjelaskan bahwa beban ekosistem memiliki batas dan Indonesia kini berada pada posisi kritis, dengan kuota deforestasi yang semakin menipis. Situasi ini menurutnya menuntut pemerintah memikirkan energi baru terbarukan sebagai alternatif, agar tidak sepenuhnya mengandalkan industri ekstraktif yang berpotensi merusak lingkungan.
Gus Ulil tetap pada pendapatnya bahwa memanfaatkan sumber daya alam, termasuk pepohonan dan tambang, merupakan bagian dari anugerah Tuhan yang dapat dikelola untuk kesejahteraan manusia. Ia juga menilai sebagian kelompok aktivis lingkungan memiliki pendekatan yang terlalu kaku, hingga ia menyebutnya sebagai bentuk "Wahabisme Lingkungan". Sementara itu, Iqbal menekankan bahwa anugerah alam tidak boleh habis dieksploitasi satu generasi saja; ada tanggung jawab untuk mewariskan ekosistem yang sehat kepada generasi mendatang, termasuk mencegah dampak buruk dari pembalakan liar dan pertambangan yang berlebihan. Ia menegaskan bahwa ada batas daya dukung lingkungan, dan kebijakan eksploitasi wajib mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang.
_____________
liputansembilan