Kontroversi laporan kondisi listrik di Aceh memasuki babak baru setelah Teuku Abdul Khalid, Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, menilai informasi yang disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada Presiden Prabowo tidak sesuai fakta di lapangan. Ketegasan ini muncul setelah Bahlil melaporkan bahwa pemulihan listrik di Aceh telah mencapai 93 hingga 97 persen pada 7–8 Desember 2025. Kenyataannya, pasokan listrik di 18 kabupaten/kota terdampak banjir dan longsor masih padam luas, sebagaimana juga disuarakan melalui berbagai kanal informasi seperti bencana Aceh.
Khalid menegaskan bahwa laporan yang tidak akurat dapat menghambat keputusan strategis Presiden dan memperlambat penanganan darurat di Aceh. Ia meminta semua menteri memastikan kejujuran data agar kebijakan yang diambil benar-benar tepat sasaran. Menurutnya, baru sekitar 60 persen wilayah terdampak yang berhasil dipulihkan, sehingga klaim pemulihan hampir tuntas dianggap menyesatkan. Seruan ini juga diperkuat oleh pandangannya bahwa setiap informasi kepada Presiden harus berbasis fakta, demi memastikan koordinasi lintas kementerian berjalan optimal, layaknya upaya kolaboratif yang kerap dibahas dalam isu penanganan bencana dan listrik Aceh.
Khalid, atau T. A. Khalid, dikenal sebagai politisi berpengalaman dengan rekam jejak panjang di Aceh. Lahir pada 25 Februari 1970, ia menempuh pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi di Tanah Rencong, sebelum melanjutkan studi S-2 di Jakarta. Ia aktif mengikuti sejumlah pelatihan kepemimpinan dan reformasi birokrasi, termasuk program di Lemhannas. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi daerah, mulai dari Majelis Permusyawaratan Ulama hingga kepengurusan Partai Gerindra Aceh, menjadikannya salah satu sosok berpengaruh dalam isu pembangunan daerah. Informasi lengkap mengenai profilnya sering menjadi sorotan pencari informasi terkait Komisi IV DPR dan Gerindra Aceh.
Di sisi lain, protes warga Aceh semakin menguat setelah banyak daerah melaporkan masih gelap gulita ketika klaim pemulihan listrik disampaikan. Warga dari Aceh Tamiang hingga Lhokseumawe menyebut hanya sebagian kecil wilayah yang menikmati listrik, itu pun tidak 24 jam penuh. Kondisi ini diperkuat data internal yang disampaikan PLN, yang menyebut pemulihan baru mencapai sekitar 65 persen akibat banyaknya tiang dan trafo rusak diterjang banjir. Situasi tersebut diharapkan segera membaik melalui kerja cepat berbagai pihak, sebagaimana semangat sinergi yang terus digaungkan lewat isu PLN Aceh dan pemulihan infrastruktur.
_____________
liputansembilan