Di sebuah warung pecel ayam kecil di pinggiran kota, Pak Darmo menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Namun, seperti pedagang kecil lainnya, ia tak lepas dari momen-momen sepi pelanggan. Suatu siang yang panas, warungnya terasa sunyi senyap. Bahkan, ayam-ayam goreng di etalase seperti ikut tertidur karena bosan.
Pak Darmo, seorang pedagang yang kreatif sekaligus sedikit iseng, mulai mencari cara untuk mengusir kebosanan. Pandangannya jatuh pada tumpukan kol segar yang biasa ia gunakan sebagai lalapan.
"Apa ya rasanya kalau kol ini digoreng? Iseng ah, siapa tahu enak," gumamnya sambil menyingsingkan lengan baju.
Ia mengambil sepotong kol, mencelupkannya ke minyak panas, dan menunggu dengan penuh rasa ingin tahu. Bunyi “cessss” yang khas memenuhi udara, dan aroma yang menggoda mulai menyeruak dari wajan. Setelah matang, kol itu berubah warna menjadi kecokelatan dengan tepian renyah.
“Wah, lumayan juga kelihatannya. Coba ah!” Pak Darmo mencicipi hasil kreasinya. Matanya membelalak. "Enak juga ternyata! Kok rasanya kaya camilan mahal, ya?" gumamnya, setengah kaget.
Belum sempat ia merenungkan lebih jauh, seorang pelanggan masuk. Mas Budi, pelanggan setia yang selalu lapar, langsung duduk dan memesan sepiring pecel ayam.
Pak Darmo buru-buru menyiapkan pesanannya. Tapi ia masih penasaran dengan kol goreng yang baru ia buat. Tanpa pikir panjang, ia menyelipkan beberapa potong kol goreng ke piring Mas Budi sebagai tambahan.
“Ini, Mas. Spesial hari ini, ada bonus!” ujar Pak Darmo sambil tersenyum lebar.
Mas Budi pun mulai menyantap makanannya. Awalnya biasa saja, sampai ia mencicipi potongan kol goreng itu. Wajahnya tiba-tiba berubah penuh keheranan.
“Pak Darmo! Apa ini? Kok enak banget?!” serunya dengan semangat.
Pak Darmo, yang awalnya khawatir eksperimennya gagal, langsung lega. “Itu… kol goreng, Mas. Baru coba-coba tadi. Enak, ya?”
“Bukan enak lagi, Pak! Ini mah juara! Besok saya bawa teman-teman ke sini, mereka harus coba!” kata Mas Budi sambil mengunyah dengan lahap.
Keesokan harinya, warung Pak Darmo yang biasanya sepi mendadak ramai. Orang-orang datang bukan hanya untuk pecel ayam, tetapi untuk mencicipi “kol goreng legendaris” yang diceritakan Mas Budi. Bahkan ada yang datang hanya untuk pesan kol goreng saja!
Pak Darmo pun mendadak menjadi terkenal sebagai “Bapak Kol Goreng Indonesia.” Kini, setiap orang yang makan pecel ayam tak lengkap rasanya tanpa potongan kol goreng yang renyah itu.
Begitulah, dari sebuah keisengan saat sepi pelanggan, lahirlah salah satu inovasi kuliner paling sederhana namun luar biasa. Jadi, kalau Anda sedang menikmati kol goreng, jangan lupa berterima kasih pada Pak Darmo dan keisengannya! 😄
_____________