Fadri diketahui menebang pohon seorang diri sejak pukul 09.00 WIB. Tanpa bantuan peralatan modern atau tim profesional, ia hanya mengandalkan tenaga dan perhitungan sendiri. Sayangnya, penebangan pohon bukan pekerjaan yang bisa dianggap remeh. Menurut informasi dari BPBD Kota Padang, proses tebang-menebang itu mengalami kekeliruan perhitungan, yang menyebabkan sebagian batang pohon justru jatuh ke arah dirinya dan menjepit salah satu kakinya.
Respon Cepat Tim Penanggulangan Bencana
Begitu mendapat laporan warga, Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) dari BPBD Kota Padang langsung bergerak ke lokasi. Dalam tempo singkat, tim yang dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Hendri Zulviton serta Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, langsung memulai proses evakuasi dengan peralatan yang cukup lengkap.
"Korban sedang menebang pohon seorang diri. Dugaan awal karena kurang persiapan teknis, posisi jatuhnya pohon malah mengenai dirinya sendiri dan menjepit kaki," jelas Hendri kepada media.
Penanganan korban dilakukan dengan sangat hati-hati karena kondisi kakinya yang terjepit bisa saja menimbulkan cedera parah jika ditarik sembarangan. Evakuasi korban pun menjadi prioritas utama dibandingkan hal lainnya.
Sinergi Lintas Instansi dalam Proses Evakuasi
Tak hanya BPBD, sejumlah instansi lainnya juga turut membantu. Petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Basarnas, dan Satlinmas Polisi Pamong Praja ikut turun tangan. Sinergi antara lembaga-lembaga ini menunjukkan bahwa dalam situasi darurat, koordinasi yang solid benar-benar dibutuhkan.
Mereka bekerja sama untuk memotong batang pohon yang menjepit, sambil memastikan korban tetap sadar dan stabil. Proses evakuasi berlangsung cukup menegangkan, terutama karena kondisi lingkungan yang tidak terlalu mudah diakses serta besarnya ukuran batang pohon.
Warga sekitar, termasuk ketua RT dan RW setempat, turut membantu dengan cara yang mereka bisa. Ada yang membantu mengamankan area, ada pula yang memberikan air minum dan bantuan psikologis kepada korban agar tetap tenang. Solidaritas warga sekitar benar-benar terasa dalam situasi seperti ini.
Kondisi Korban Masih Trauma dan Luka-Luka
Setelah beberapa waktu, kaki Fadri akhirnya berhasil dibebaskan. Meski tidak mengalami luka fatal, namun kondisinya cukup memprihatinkan. Luka terbuka, bengkak, dan kemungkinan cedera pada bagian tulang menjadi perhatian utama tim medis di lapangan. Korban segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan lanjutan.
"Korban mengalami luka-luka, tapi sejauh ini tidak ada laporan mengenai luka berat yang mengancam nyawa," tambah Hendri. Sementara itu, tidak ada laporan mengenai kerugian materi dalam insiden ini, karena lokasi penebangan berada di area terbuka.
Penebangan Pohon Manual, Risiko Besar
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa pekerjaan seperti menebang pohon secara manual memang penuh risiko, apalagi jika dilakukan sendirian. Salah perhitungan arah jatuhnya batang saja bisa berdampak fatal. Idealnya, pekerjaan seperti ini dilakukan oleh tim profesional dengan peralatan lengkap dan prosedur keamanan yang ketat.
Apalagi di kawasan perkotaan seperti Padang, risiko kecelakaan juga meningkat karena keterbatasan ruang gerak dan banyaknya kabel listrik atau bangunan di sekitar lokasi pohon. Keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama, bahkan untuk pekerjaan harian sekalipun.
Peran Penting Warga dalam Situasi Darurat
Warga yang sigap melapor dan membantu proses evakuasi patut diapresiasi. Respons cepat masyarakat bisa jadi pembeda antara hidup dan mati dalam situasi seperti ini. Sekecil apapun kontribusi mereka, mulai dari mengangkat batang kayu kecil, membantu komunikasi, hingga memberikan semangat kepada korban, semuanya berperan besar dalam menyelamatkan nyawa.
Peristiwa ini juga menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan penanggulangan bencana skala kecil. Bukan hanya bencana besar seperti banjir atau gempa bumi yang perlu perhatian, tapi juga insiden yang melibatkan keselamatan individu.
Evaluasi dan Edukasi Keselamatan Kerja
Kejadian Fadri Ilham bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak, terutama mereka yang bekerja di sektor informal. Pemerintah daerah bisa memanfaatkan momen ini untuk menyosialisasikan pentingnya keselamatan kerja, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan prosedur SOP dasar saat menebang pohon atau pekerjaan berat lainnya.
BPBD dan Dinas Ketenagakerjaan bisa berkolaborasi untuk memberikan pelatihan singkat bagi para buruh harian. Apalagi, pekerjaan serupa sering dilakukan di banyak daerah dengan peralatan sederhana. Edukasi keselamatan kerja harus menjadi prioritas bersama agar insiden serupa tidak terulang kembali.
Penanganan Cepat Jadi Kunci
Tak bisa disangkal, cepatnya respons dari tim TRC PB BPBD Kota Padang menjadi kunci utama keselamatan korban. Dalam dunia penanggulangan bencana, waktu adalah segalanya. Setiap menit sangat berarti, apalagi jika menyangkut anggota tubuh yang terjepit atau trauma fisik.
Koordinasi antarlembaga, kesiapan personel, dan bantuan warga setempat adalah kombinasi yang menghasilkan hasil baik dalam proses penyelamatan ini. Jika satu saja dari elemen tersebut abai, mungkin hasilnya akan berbeda.
_____________