Namun, bukan hanya gaya berpakaiannya yang jadi perhatian. Mata kanan Musk tampak lebam, memicu gelombang pertanyaan dari publik. Media sosial langsung riuh dengan berbagai spekulasi, mulai dari cedera karena kecelakaan kecil, hingga tudingan lebih serius seperti kekerasan atau bahkan efek samping dari penggunaan narkoba.
Spekulasi Meledak: Dari Meme hingga Tuduhan Serius
Tak butuh waktu lama sampai dunia maya berubah jadi arena analisis amatir. Banyak pengguna Twitter dan Reddit mulai membagikan foto Elon Musk dengan berbagai teori liar. Sebagian membuat lelucon, menyebut lebam itu adalah "tanda dari luar angkasa", sementara yang lain mengaitkannya dengan gaya hidup eksentrik Musk yang sudah lama menjadi bahan perbincangan.
Di tengah riuh spekulasi itu, muncul laporan investigasi dari The New York Times yang semakin mengobarkan api perdebatan. Dalam laporan tersebut, Musk disebut mengonsumsi ketamin dalam jumlah yang disebut "signifikan"—jauh lebih banyak dari pengakuannya sebelumnya yang menyebut hanya sebagai resep untuk mengatasi depresi ringan.
Laporan Media: Obat Psikedelik dan Kotak Obat Misterius
The New York Times tak main-main dalam laporannya. Mereka menyebut bahwa penggunaan ketamin oleh Musk telah berdampak langsung pada kondisi fisiknya, terutama kandung kemih. Bahkan, disebutkan bahwa ia sering membawa sebuah kotak obat harian yang berisi sekitar 20 pil berbeda, termasuk ekstasi, jamur psikedelik, dan obat-obatan yang diduga mengandung stimulan seperti Adderall—umumnya dipakai untuk menangani ADHD.
Foto kotak obat itu bahkan disebut turut dilampirkan sebagai bukti visual, meski tidak seluruhnya ditampilkan ke publik. Dalam laporan itu juga disebutkan, beberapa narasumber yang mengenal Musk secara pribadi menyampaikan kekhawatiran atas "gaya hidup ekstrem" yang ia jalani, terutama mengingat tanggung jawab besar yang ia emban sebagai kepala berbagai perusahaan teknologi besar.
Tanggapan Santai dari Elon Musk
Namun, seperti biasanya, Elon Musk tidak serta-merta membalas kritik atau rumor dengan pernyataan serius. Saat ditanya wartawan tentang lebam di matanya, ia justru memberikan jawaban yang santai dan diselingi candaan. Ia mengaku bahwa lebam itu berasal dari kejadian kecil saat bermain bersama putranya, X Æ A-Xii, yang akrab ia panggil "X".
"Saya cuma lagi bercanda sama si kecil X," ujar Musk, "Lalu saya bilang, 'Ayo, pukul wajah ayah.' Eh, ternyata dia benar-benar mukul!"
Jawaban itu sontak membuat banyak orang tertawa, terutama saat Musk menambahkan bahwa pukulan anak berusia lima tahun ternyata cukup menyakitkan. Bahkan, ia mengaku awalnya tidak menyadari luka tersebut sampai ditunjukkan oleh orang lain.
Trump dan Publik: Terkejut tapi Tak Kaget
Momen lucu tersebut terjadi ketika Musk berdiri di samping mantan Presiden Donald Trump. Trump yang hadir dalam kesempatan yang sama, mengaku tidak menyadari lebam tersebut sebelumnya.
"Saya malah nggak memperhatikan matanya tadi," ujar Trump, sembari tertawa kecil.
Pernyataan santai dari keduanya seolah menjadi penetral ketegangan yang sempat memuncak karena rumor yang beredar. Meski begitu, publik tetap mempertanyakan: benarkah semua itu hanya kejadian iseng antara ayah dan anak, atau ada sesuatu yang lebih besar yang belum terungkap?
Dugaan Lama tentang Gaya Hidup Elon Musk
Faktanya, ini bukan pertama kalinya Musk dikaitkan dengan penggunaan zat psikedelik atau eksperimen narkotika. Pada tahun-tahun sebelumnya, Musk sempat mencuri perhatian saat terlihat mengisap ganja dalam siaran langsung podcast dengan Joe Rogan. Saat itu, harga saham Tesla bahkan sempat anjlok akibat perilakunya yang dianggap tidak sesuai dengan citra eksekutif perusahaan publik.
Banyak pihak menyatakan bahwa meskipun Musk dikenal jenius, inovatif, dan gila kerja, ia juga kadang memperlihatkan perilaku yang dinilai "di luar batas" oleh standar para CEO lainnya. Beberapa investor bahkan secara terbuka mempertanyakan stabilitas kepemimpinannya.
Pengaruh terhadap Citra dan Masa Depan Bisnis Musk
Dalam dunia bisnis dan teknologi, reputasi adalah segalanya. Ketika pemimpin sebuah perusahaan besar seperti Tesla atau SpaceX terlihat tidak stabil secara pribadi, hal ini dapat memengaruhi kepercayaan investor dan juga pasar secara keseluruhan. Terlebih dengan kabar yang menyebutkan konsumsi ketamin dan stimulan secara berlebihan, muncul pertanyaan besar: bagaimana ini memengaruhi pengambilan keputusan penting yang ia lakukan setiap hari?
Meski Musk telah berulang kali menunjukkan bahwa ia bisa tetap menghasilkan inovasi meski penuh kontroversi, publik dan media tetap mengawasi setiap langkahnya. Apalagi sekarang, dengan proyek besar seperti koloni Mars, ekspansi kendaraan listrik, dan integrasi AI lewat Neuralink, fokus dan kestabilan emosional seorang pemimpin jadi sangat krusial.
Kesimpulan: Antara Canda dan Kenyataan
Elon Musk memang bukan figur biasa. Ia adalah kombinasi unik antara ilmuwan gila, pengusaha jenius, dan selebritas dunia maya. Maka wajar jika setiap detail kehidupannya menjadi bahan berita, mulai dari gaya berpakaian hingga lebam di mata.
Meski ia menjawab santai soal insiden dengan anaknya, publik tetap penasaran akan kebenaran di balik semua ini. Laporan media seperti The New York Times memberikan sudut pandang serius, sementara Musk tetap tampil dengan persona "tidak peduli" yang membuatnya disukai sekaligus dikritik.
Mungkin saja, seperti banyak hal dalam hidup Elon Musk, jawabannya bukan hitam atau putih—melainkan kombinasi keduanya. Antara canda dengan X, dan kenyataan yang lebih kompleks di balik layar.
_____________