Publik Khawatir WNI Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates, Begini Penjelasan Kemenkes

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....
Ads

Publik Khawatir WNI Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates, Begini Penjelasan Kemenkes

Sabtu, 10 Mei 2025

Belakangan, jagat media sosial diramaikan oleh perbincangan mengenai program uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang dikembangkan oleh Bill Gates, pengusaha dan filantropis asal Amerika Serikat. Isu ini mencuat seiring beredarnya kekhawatiran dari sebagian warganet yang menyuarakan kecemasan bahwa Indonesia dijadikan sebagai "kelinci percobaan" dalam proyek vaksin ini.

Reaksi publik: Kekhawatiran jadi bahan eksperimen
Berbagai komentar bernada skeptis bermunculan di platform X (sebelumnya Twitter), menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi risiko vaksin yang masih dalam tahap pengujian. Salah satu pengguna dengan akun @delfi** mempertanyakan tanggung jawab apabila terjadi efek samping berbahaya dari vaksin tersebut.

Sementara itu, akun lain @adri\*\* secara terang-terangan menolak uji coba tersebut dengan menulis, "Gimana nih, kok rakyat Indo mau jadi kelinci percobaan." Bahkan, ada juga yang menyarankan agar pejabat negara menjadi yang pertama diuji, sebagai bentuk jaminan keamanan sebelum disuntikkan kepada rakyat. Akun @adity** menulis, "Saran saya yang divaksin Bapak Presiden, Wapres, Menteri, DPR, dan semua anggota bawahan. Nanti kalo aman baru ke rakyat Indonesia."

Kritik dan sindiran seperti ini menggambarkan adanya ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap transparansi dan keamanan program uji vaksin.

Kemenkes klarifikasi: Aman dan diawasi ketat
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penjelasan resmi untuk meredam kekhawatiran publik. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menegaskan bahwa uji klinik vaksin TBC M72 dilakukan secara profesional dan berada di bawah pengawasan lembaga-lembaga kredibel, baik nasional maupun internasional.

"Semua proses diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, serta para ahli vaksin TBC nasional hingga global," ujar Aji kepada Tempo, Kamis, 8 Mei 2025.

Uji klinik melalui proses bertahap
Lebih lanjut, Aji menjelaskan bahwa uji klinik vaksin TBC M72 dilakukan secara bertahap dengan standar internasional. Sebelum diuji pada manusia, vaksin ini telah melalui tahap pengujian terhadap hewan laboratorium untuk memastikan keamanannya.

Setelah lolos uji hewan, vaksin memasuki fase pertama uji klinik pada manusia dalam skala kecil, yakni antara 20 hingga 50 partisipan. Jika hasilnya menunjukkan respons yang aman, maka dilanjutkan ke fase kedua yang melibatkan 200 hingga 300 partisipan. Fase ketiga adalah tahapan terbesar, melibatkan puluhan ribu relawan dari berbagai negara, dan menjadi syarat terakhir sebelum vaksin dapat digunakan secara luas.

"Fase ketiga ini penting untuk menguji efektivitas vaksin dalam populasi besar dan beragam. Ini adalah prosedur standar dalam setiap pengembangan vaksin," jelas Aji.

Tujuan vaksin dan peran Indonesia
Uji klinik vaksin M72 ini difokuskan untuk mengevaluasi efektivitas vaksin dalam mencegah TBC paru pada individu dewasa yang memiliki infeksi TB laten namun tidak terinfeksi HIV. Menurut Aji, vaksin ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an dan dalam studi sebelumnya menunjukkan profil keamanan yang baik.

Keterlibatan Indonesia dalam uji klinik ini, menurut Kemenkes, bukanlah sesuatu yang dilakukan secara sembarangan atau asal tunjuk. Indonesia dipilih karena memiliki prevalensi TBC yang tinggi, sehingga dinilai relevan untuk dijadikan lokasi penelitian. Hal ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung program global pemberantasan TBC, yang hingga kini masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit menular di dunia.

Bukan hanya Indonesia
Masyarakat juga diimbau untuk tidak merasa khawatir secara berlebihan, karena Indonesia bukan satu-satunya negara yang terlibat dalam uji coba vaksin ini. Selain Indonesia, lima negara lain juga turut serta, yaitu Afrika Selatan (13.071 partisipan), Kenya (3.579), Zambia (889), Malawi (447), dan Indonesia sendiri sebanyak 2.095 orang. Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dalam proyek ini.

Sudah berlangsung sejak tahun lalu
Fakta lain yang mungkin belum banyak diketahui publik adalah bahwa uji klinik vaksin TBC M72 di Indonesia sudah berlangsung sejak September 2024. Artinya, ini bukan program yang tiba-tiba dimulai setelah munculnya pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Bill Gates baru-baru ini. Pertemuan mereka yang berlangsung pada 7 Mei 2025 di Istana Jakarta hanyalah bagian dari diplomasi dan penguatan kerja sama dalam bidang kesehatan.

Presiden Prabowo menyambut baik keputusan Bill Gates menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara lokasi uji vaksin TBC M72. Menurut pemerintah, ini menjadi bentuk kepercayaan internasional terhadap kemampuan Indonesia dalam mendukung riset dan pengembangan vaksin.

Rumah sakit dan institusi terlibat
Uji coba vaksin ini dilakukan di sejumlah rumah sakit dan institusi pendidikan kedokteran ternama di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, RS Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Aji menyebutkan bahwa proses rekrutmen partisipan telah selesai pada 16 April 2025. Saat ini, proses uji klinik telah memasuki fase lanjutan dan ditargetkan rampung pada tahun 2028. Setelah fase ini selesai, barulah dapat ditentukan apakah vaksin M72 layak untuk produksi massal dan distribusi luas.

Keseimbangan antara sains dan persepsi publik
Isu vaksinasi selalu menjadi tantangan tersendiri dalam komunikasi publik, apalagi jika menyangkut proyek global dan tokoh besar seperti Bill Gates. Kekhawatiran publik harus dipahami sebagai bagian dari respons wajar, namun perlu diimbangi dengan edukasi yang benar dan transparansi dari pemerintah serta lembaga terkait.

Kemenkes berharap masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak akurat. Selama proses dilakukan sesuai protokol, dengan pengawasan dari lembaga-lembaga kredibel, maka risiko terhadap partisipan dapat diminimalkan secara maksimal.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita