7 Fakta Sindrom Stevens-johnson, Penyakit Langka yang Diduga Diderita Jokowi
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

7 Fakta Sindrom Stevens-johnson, Penyakit Langka yang Diduga Diderita Jokowi

Rabu, 04 Juni 2025

Ads

Akhir-akhir ini, jagat maya ramai memperbincangkan kondisi kesehatan mantan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa beliau diduga mengalami penyakit langka bernama Sindrom Stevens-Johnson (SJS). Isu ini mencuat setelah tersebarnya beberapa foto dan video yang menunjukkan perubahan mencolok pada wajah dan leher Jokowi.



Salah satu yang menarik perhatian publik adalah munculnya bercak-bercak hitam di area wajahnya. Banyak netizen berspekulasi bahwa ini berkaitan dengan gangguan autoimun yang menjadi ciri khas penyakit langka tersebut. Walau belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait, kabar ini langsung menyedot perhatian karena SJS dikenal sebagai penyakit serius yang bisa mengancam nyawa.



Apa Itu Sindrom Stevens-Johnson?

Sindrom Stevens-Johnson atau yang sering disingkat SJS merupakan kondisi langka namun sangat serius yang menyerang kulit dan membran mukosa (selaput lendir) di tubuh manusia. Penyakit ini biasanya merupakan reaksi ekstrem dari tubuh terhadap penggunaan obat-obatan tertentu atau infeksi virus tertentu. Reaksi ini dapat memicu timbulnya ruam, lepuhan, hingga pengelupasan kulit dalam skala yang luas.



Pada tahap awal, gejala SJS mirip seperti flu—demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan. Namun, tak lama kemudian, kulit mulai menunjukkan ruam merah yang menyebar, kemudian berubah menjadi lepuhan dan akhirnya mengelupas. Gejalanya bisa sangat menyakitkan, dan dalam kasus parah, SJS dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi sekunder atau kerusakan pada organ dalam. Inilah mengapa penyakit ini tergolong mematikan bila tidak ditangani secara cepat dan tepat.



Penyebab dan Faktor Risiko

Salah satu penyebab utama SJS adalah reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Obat yang paling sering memicu reaksi ini adalah antibiotik, obat anti-kejang, dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID). Selain itu, infeksi seperti herpes, pneumonia mikoplasma, atau HIV juga dapat memicu reaksi tubuh yang menyebabkan SJS. Menurut para ahli, orang dengan genetik tertentu lebih rentan mengalami reaksi ini, terutama mereka yang memiliki riwayat alergi obat.



Menariknya, SJS bisa menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, prevalensinya lebih tinggi pada orang yang baru saja mengonsumsi obat baru dalam dua minggu terakhir sebelum gejala muncul. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun untuk mengenali tanda-tanda awal dan tidak mengabaikan perubahan pada kulit, apalagi bila disertai dengan demam atau gejala flu lainnya.



Apakah Jokowi Benar-Benar Terkena SJS?

Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana atau tim medis Jokowi mengenai kebenaran kabar ini. Banyak pihak meminta agar publik tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa perbincangan seputar penyakit Jokowi telah memicu kesadaran baru masyarakat tentang pentingnya mengenali penyakit langka seperti SJS.



Kalaupun benar Jokowi mengidap SJS, langkah paling bijak tentu adalah fokus pada proses penyembuhan dan dukungan moral dari masyarakat. Tidak sedikit tokoh publik yang mengalami gangguan kesehatan serupa dan berhasil pulih dengan perawatan yang tepat. Di sinilah pentingnya edukasi kesehatan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh spekulasi tanpa dasar.



Penanganan Sindrom Stevens-Johnson

Karena sifatnya yang serius, SJS memerlukan penanganan medis darurat dan intensif. Begitu terdeteksi, pasien biasanya langsung dirawat di rumah sakit, bahkan di unit perawatan intensif (ICU) atau burn unit, karena kondisi kulit yang mengelupas serupa dengan luka bakar. Penanganan pertama yang dilakukan adalah menghentikan konsumsi obat pemicu sesegera mungkin.



Selain itu, pasien akan diberikan cairan dan nutrisi melalui infus, serta obat-obatan seperti kortikosteroid untuk meredakan inflamasi. Antibiotik juga digunakan untuk mencegah infeksi sekunder. Dokter akan melakukan monitoring ketat terhadap organ-organ vital pasien karena SJS bisa merusak organ seperti hati, paru-paru, bahkan ginjal. Proses pemulihan bisa berlangsung lama, dan bekas luka sering kali sulit hilang, terutama di wajah dan mata.



Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Banyak masyarakat belum familiar dengan SJS, padahal ini adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja dan dalam waktu yang sangat cepat. Edukasi publik tentang gejala awal dan pencegahan sangat penting. Misalnya, jangan sembarangan mengonsumsi obat tanpa resep dokter, terutama jika memiliki riwayat alergi. Jika muncul ruam atau lepuhan setelah minum obat tertentu, segeralah periksa ke dokter.



Kita juga bisa mulai menyadari bahwa perubahan fisik seseorang, seperti bercak hitam atau ruam, tidak selalu berkaitan dengan masalah kosmetik semata. Bisa jadi itu adalah sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang serius sedang terjadi. Seperti kasus dugaan SJS pada Jokowi ini, semoga bisa menjadi refleksi bahwa kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak bisa dianggap remeh.



Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Kabar soal penyakit langka ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi medis sudah maju, masih banyak penyakit langka yang berbahaya dan memerlukan perhatian lebih. SJS, walaupun tidak seterkenal kanker atau jantung, memiliki dampak yang sangat besar bagi penderitanya. Maka dari itu, menjaga gaya hidup sehat, rutin cek kesehatan, dan tidak sembarangan konsumsi obat adalah langkah awal yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya.



Di tengah maraknya informasi yang simpang siur di media sosial, ada baiknya kita bijak menyikapinya. Cari informasi dari sumber yang terpercaya, dan jangan cepat menyebarkan isu sebelum ada konfirmasi resmi. Karena pada akhirnya, empati dan edukasi jauh lebih berguna dibandingkan spekulasi tanpa dasar.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita