Akhir Tahun Penuh Makna di Alam Terbuka: Sekolah Alam Insan Rabbani Suguhkan Perpisahan yang Unik dan Berkesan
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

Akhir Tahun Penuh Makna di Alam Terbuka: Sekolah Alam Insan Rabbani Suguhkan Perpisahan yang Unik dan Berkesan

Sabtu, 21 Juni 2025

Ads

Sekolah Alam Insan Rabbani di Kota Sungai Penuh kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan pendidik dan orang tua murid. Bukan karena mereka menggelar acara megah dengan anggaran selangit, melainkan karena pilihan mereka yang sangat membumi dan menyentuh hati. Di bawah kepemimpinan kepala sekolah, Jumingan, S.HI., sekolah ini menyelenggarakan acara akhir tahun dengan cara yang tidak biasa: berlangsung di alam terbuka, tanpa gedung mewah, tanpa panggung tinggi, dan tanpa biaya fantastis.

Namun, justru dari kesederhanaan itulah lahir sebuah momen perpisahan yang benar-benar berkesan. Nuansa heningnya alam, semilir angin pegunungan, dan suara gemericik air menjadi latar alami yang menemani senyum haru dan tawa para peserta.

Merayakan Kebersamaan, Memeluk Alam

Saat banyak sekolah mengadakan akhir tahun di hotel-hotel mahal atau gedung serbaguna dengan AC menyala penuh, Sekolah Alam Insan Rabbani justru mengajak seluruh komunitasnya untuk berkumpul di bawah rindangnya pepohonan. Sebuah langkah sederhana namun penuh makna.

Di atas tikar yang digelar rapi di atas tanah dan dikelilingi oleh hiasan bambu serta kain daur ulang, acara berlangsung akrab dan hangat. Tidak ada jarak antara guru, siswa, dan orang tua. Semua berbaur menjadi satu, merayakan pencapaian dan perpisahan dengan penuh cinta.

Kepala sekolah, Jumingan, menjelaskan, "Kami ingin anak-anak memahami bahwa alam adalah sahabat terbaik dalam proses belajar. Bukan hanya tempat bermain, tapi tempat belajar tentang kehidupan, rasa syukur, dan kedekatan dengan Sang Pencipta."

Tiga acara besar digabung menjadi satu: pelepasan siswa kelas 6, wisuda tahfizh dan Iqro', serta kelulusan murid TK. Semua berlangsung dalam suasana natural dan sederhana. Namun jangan salah, kesannya justru tak terlupakan.

Kebersamaan Jadi Kunci Keberhasilan

Salah satu kekuatan utama dari acara ini adalah gotong royong. Bukan hanya guru dan siswa, tetapi juga orang tua yang terlibat aktif dalam persiapan. Ada yang menyumbang makanan, membawa kursi lipat, menyusun panggung sederhana dari kayu dan karung, bahkan merangkai bunga liar menjadi hiasan.

Peran orang tua dalam pendidikan benar-benar terasa nyata di sini, bukan sekadar duduk menyaksikan, tetapi terlibat langsung. Bahkan ada yang datang lebih pagi demi memastikan semua siap sebelum acara dimulai.

Salah satu guru mengatakan, "Anak-anak sangat antusias. Mereka sudah latihan jauh-jauh hari, menyiapkan hafalan, menari, hingga berlatih membaca doa. Mereka bangga tampil di hadapan orang tuanya, dan itu membuat kami ikut bangga."

Di momen puncak, suasana berubah jadi haru. Tangisan kecil mewarnai perpisahan siswa kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Para wisudawan tahfizh dan Iqro' mendapatkan sertifikat penghargaan dari guru mereka, disambut tepuk tangan bangga dari seluruh hadirin.

Kecil, Lucu, dan Menggemaskan: TK Juga Tampil Memukau

Yang paling mencuri perhatian tentu saja para murid TK. Dengan memakai toga mungil yang kebesaran di tubuh mereka, para siswa kecil ini maju satu per satu ke depan. Di tengah alam terbuka, mereka menerima tanda kelulusan, menandai dimulainya perjalanan pendidikan mereka yang baru.

"Lucu banget, saya sampai nangis lihat anak saya berdiri percaya diri di depan," kata salah satu wali murid. Ia menambahkan, momen seperti itu lebih menyentuh ketimbang acara di ruangan tertutup dengan suasana formal.

Dan memang, banyak orang tua yang merasa acara seperti ini jauh lebih bermakna. Tidak ada tekanan, tidak ada gengsi, yang ada hanya rasa hangat dari interaksi langsung antara semua pihak yang terlibat.

Efisien, Edukatif, dan Penuh Nilai

Salah satu alasan kuat mengapa acara ini dipuji banyak pihak adalah karena biayanya yang minim. Tidak ada iuran mahal untuk sewa gedung, dekorasi mewah, atau konsumsi berlebih. Semuanya diatur bersama dengan semangat gotong royong dan hemat.

Jumingan menyampaikan bahwa ini bukan semata tentang penghematan, tetapi juga tentang memberi pesan kepada anak-anak dan keluarga bahwa kesederhanaan adalah kekuatan.

"Anak-anak belajar bahwa kebahagiaan tidak harus dibeli mahal. Justru yang paling membekas biasanya adalah yang paling tulus," ujarnya.

Para orang tua pun sepakat. Salah satu wali murid mengatakan bahwa acara ini sangat menyentuh dan lebih terasa makna kebersamaannya ketimbang perayaan yang terkesan dipaksakan hanya demi gengsi.

Jadi Inspirasi Bagi Sekolah Lain

Konsep acara akhir tahun yang dilakukan Sekolah Alam Insan Rabbani bukan hanya menarik, tapi juga layak dijadikan contoh. Sekolah berbasis alam ini telah membuktikan bahwa pendidikan bisa berjalan seiring dengan nilai-nilai ekologis, spiritual, dan sosial.

Di tengah dunia pendidikan yang kini sering terjebak dalam formalitas dan biaya tinggi, sekolah ini justru menawarkan pendekatan yang lebih humanis. Sekolah ramah lingkungan seperti ini bisa menjadi solusi bagi banyak orang tua dan anak-anak yang ingin proses belajar yang lebih membumi.

Lebih dari sekadar perpisahan, acara ini adalah perayaan kehidupan dan nilai. Tentang anak-anak yang tumbuh, guru yang mengabdi, dan orang tua yang mendampingi dengan tulus.

Menanam Nilai Lewat Setiap Langkah

Di ujung acara, ada banyak momen yang mungkin tidak akan pernah terlupakan oleh siapa pun yang hadir hari itu. Anak-anak yang berlarian di antara pepohonan sambil tertawa. Guru-guru yang menyeka air mata haru. Orang tua yang memeluk anak-anaknya dengan bangga.

Dan tentu saja, alam yang diam-diam menjadi bagian dari semua itu. Menjadi ruang belajar, ruang bermain, ruang tumbuh, dan ruang berbagi.

"Semoga kenangan hari ini menjadi bagian dari perjalanan panjang anak-anak menuju masa depan yang lebih baik," ujar Jumingan menutup acara.

Acara akhir tahun Sekolah Alam Insan Rabbani bukan sekadar acara perpisahan, tapi perayaan nilai-nilai yang mungkin mulai dilupakan: kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa syukur atas ciptaan Tuhan.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita