Video yang diunggah pada Minggu, 22 Juni 2025, oleh akun resmi @DivHumas_Polri itu menampilkan sosok polisi dengan sayap seperti pahlawan super. Dalam video tersebut, polisi digambarkan menolong anak sekolah, membantu lansia saat banjir, dan bahkan menangkal informasi hoaks. Juga ada adegan Polwan yang menenangkan anak-anak, dan ditutup dengan barisan anggota Polri berdiri gagah sambil menghadap ke kamera.
Namun, tak butuh waktu lama sebelum video tersebut jadi sasaran komentar sarkastik netizen. Banyak yang menganggap visualisasi dalam video itu terlalu mengada-ada dan tidak mencerminkan kenyataan di lapangan, terutama ketika publik masih mengingat tindakan represif polisi saat mengamankan demonstrasi mahasiswa atau aktivis.
Salah satu komentar viral berbunyi, "Enam kata lucu: Polisi adalah sosok pahlawan masa kini," tulis akun @flying***. Sementara akun @pvnd*** menambahkan, "Pahlawan masa kini ya orang-orang yang kalian bungkam."
Ada juga yang menyindir dengan lebih halus, menyebut bahwa di video polisi digambarkan sangat baik, namun komentar publik justru sebaliknya. Akun @Mpoin*** menulis, "Tidak ada komentar bagus di sini, tapi di videonya @DivHumas_Polri adalah pelayan dan pelindung masyarakat yang baik. Ini masyarakat yang tidak bisa terima kasih apa bagaimana."
Dari penelusuran netizen, dugaan penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan video juga jadi bahan perdebatan. Beberapa orang mempertanyakan kenapa Polri memilih visual bergaya fantasi alih-alih menggunakan dokumentasi nyata di lapangan. Bahkan sempat muncul rumor bahwa video tersebut merupakan hasil karya anak magang, meski kabar itu telah dibantah oleh pihak kepolisian.
Hingga saat ini, Mabes Polri belum memberikan respons resmi atas kontroversi tersebut. Video tersebut pun sudah tidak lagi tampak di akun X @DivHumas_Polri, meskipun rekaman dan screenshot-nya masih tersebar luas di media sosial dan grup percakapan.
Kontroversi ini muncul menjelang perayaan HUT ke-79 Bhayangkara yang akan digelar pada 1 Juli 2025 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa acara puncak masih menunggu penyesuaian jadwal Presiden Prabowo Subianto. Namun, tema tahun ini adalah "Polri Untuk Masyarakat", yang menurut Listyo menjadi ajakan agar semua pihak ikut terlibat dalam semangat kebersamaan.
"Acara di Monas nanti akan melibatkan masyarakat juga. Jadi bukan sekadar seremoni internal, tapi bagian dari komunikasi publik," jelas Kapolri.
Namun dengan video promosi yang malah menjadi bumerang, Polri kini dihadapkan pada tantangan komunikasi yang nyata. Harapan membangun kepercayaan publik tak bisa hanya lewat narasi visual, tapi juga perlu diwujudkan dalam tindakan nyata di lapangan. Terutama di era digital di mana masyarakat bisa dengan cepat membandingkan narasi dan realita.
_____________