Nah, Presiden Prabowo kini dihadapkan pada pilihan sulit. Apakah dia akan berani membersihkan sisa-sisa kekuasaan loyalis Jokowi yang masih bercokol di pemerintahan? Atau justru membiarkan semuanya mengendap seperti biasa? Menurut Selamat Ginting, seorang analis politik dan militer dari Universitas Nasional, ini adalah momen yang tepat buat Prabowo menunjukkan komitmennya memerangi korupsi.
Selamat Ginting waktu jadi narasumber di sebuah podcast bilang kalau potensi perang politik antara Prabowo dan Jokowi itu nyata banget. Tapi, dia juga bilang risiko politiknya gede loh buat Prabowo sendiri. Soalnya, masih banyak banget orang-orang dekat Jokowi yang pegang peran penting di pemerintahan sekarang. Jadi, kalau mau bersih-bersih, ya harus siap menghadapi perlawanan dari dalam.
Selain itu, Prabowo juga harus mikir jernih. Gak bisa asal hajar, karena langkah hukum itu kan harus cermat dan nggak boleh emosional. Terlebih lagi, KPK selama ini juga dikenal dekat dengan Jokowi, jadi ketika sekarang KPK mulai berani menyentuh lingkaran keluarga Jokowi, pasti ada sesuatu yang menarik untuk digali lebih dalam.
Selamat bilang, Prabowo itu sebenarnya punya peluang gede banget buat ninggalin warisan penting di bidang hukum. Dengan posisi sebagai Presiden sekaligus pemimpin partai politik besar, dia punya kekuatan politik dan wewenang hukum buat ngebuktiin kalau dia serius memberantas korupsi. "Kalau emang dana itu ngalir sampai ke Solo, ya bongkar aja sekalian," kata Selamat tegas.
Satu hal yang menurut Selamat paling penting, Prabowo harus pinter milih timing. Gak bisa langsung gebrak meja. Ibarat ngambil bubur panas, harus hati-hati supaya nggak kebakar lidahnya sendiri. Perlu perhitungan yang matang, kapan dan dari sisi mana dia mulai bertindak.
Situasinya memang rumit. Di satu sisi, publik pengen lihat Prabowo tegas. Tapi di sisi lain, Prabowo juga pasti mikir buat menjaga stabilitas politik. Selamat sendiri bilang dia kangen sama sosok Prabowo yang dulu, waktu masih aktif di pasukan khusus, yang berani ambil risiko dan disiplin dalam mengambil keputusan penting.
Menurut Selamat, sekarang itu saatnya Prabowo menunjukkan sisi kepemimpinannya yang kuat. Jangan sampai beliau kalah oleh kompromi politik yang malah bikin korupsi makin subur. "Kalau ada pohon beracun, ya tebang aja. Jangan biarin kita keracunan gara-gara buah dari pohon itu," kata dia.
Nah, soal KPK sendiri, Selamat ngasih catatan penting. KPK itu harus berdiri independen. Gak boleh tunduk sama kepentingan politik manapun, entah itu dari kubu Jokowi atau yang lainnya. Kalau KPK bisa netral, publik bakal percaya lagi sama lembaga antirasuah ini.
Dengan menjaga independensinya, Selamat yakin KPK bisa tetap kuat di tengah badai tekanan politik. Apalagi, menurut dia, Jokowi sekarang ini udah nggak punya posisi formal lagi di pemerintahan. Jadi, alasan untuk takut atau sungkan sama dia udah nggak relevan lagi.
"Orang-orang berharap KPK bisa berdiri tegak, menunjukkan integritas sejati mereka," pungkas Selamat, dalam wawancara di kanal Forum Keadilan TV yang diunggah di YouTube.
Bisa dibilang, apa yang terjadi belakangan ini bukan cuma sekadar drama hukum, tapi juga uji nyali politik bagi Prabowo. Kalau dia berani bersih-bersih mulai sekarang, itu bisa jadi fondasi kuat buat pemerintahannya ke depan. Tapi kalau setengah-setengah, ya siap-siap aja dibilang cuma melanjutkan pola lama yang penuh kompromi.
Kalau mau dilihat dari sisi positifnya, momen ini sebenarnya pas banget buat Prabowo ninggalin jejak sejarah. Bisa jadi pembuktian bahwa dia nggak cuma jago retorika soal pemberantasan korupsi, tapi juga berani ambil langkah nyata.
Cuma ya itu tadi, jalannya nggak bakal mulus. Banyak kepentingan yang bakal terusik kalau Prabowo nekat beresin orang-orang lama yang masih nyaman duduk di kursi empuk kekuasaan. Akankah dia berani? Atau justru memilih jalan aman biar nggak banyak musuh? Waktu yang akan jawab semuanya.
_____________