Strategi Halus Jokowi: Memanfaatkan Roy Suryo dan Isu Ijazah
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

Strategi Halus Jokowi: Memanfaatkan Roy Suryo dan Isu Ijazah

Rabu, 30 Juli 2025

Ads

Isu ijazah palsu yang kembali menyeret nama mantan Presiden ke-7, Joko Widodo, justru dianggap memberikan keuntungan politik tersendiri bagi sosok yang akrab disapa Jokowi itu. Hal ini disampaikan oleh pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. Menurutnya, alih-alih menjadi bumerang, isu yang digulirkan oleh Roy Suryo dan kelompok sejenis justru dimanfaatkan dengan cermat oleh Jokowi untuk kepentingan politis tertentu.

Dedi mengatakan bahwa tudingan terkait keaslian ijazah Jokowi sejatinya tidak memiliki substansi kuat. Kelompok yang menggiring opini tersebut dianggap tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi bagian dari strategi politik Jokowi. Dedi bahkan menyebut, situasi ini seperti jebakan yang secara halus dikendalikan oleh Jokowi sendiri. Dalam pandangannya, mantan orang nomor satu di Indonesia itu menunjukkan kecerdikan dalam memanfaatkan dinamika konflik sosial-politik.

Strategi Jokowi tampak makin nyata saat ia mengambil langkah-langkah seperti melaporkan pihak-pihak yang menuduhnya secara hukum dan menghadiri acara reuni alumni Universitas Gadjah Mada. Langkah ini, menurut Dedi, bukan semata-mata untuk membuktikan ijazahnya asli, melainkan untuk memperpanjang napas dari polemik yang sudah ada. Reuni itu sendiri justru kembali memancing perdebatan dan membuat isu ini terus hidup di tengah masyarakat.

Menurut analisa Dedi, ada tujuan politik strategis di balik langkah Jokowi mempertahankan isu ini tetap bergulir. Salah satunya adalah untuk mengalihkan fokus publik dari kebijakan-kebijakan yang dianggap bermasalah, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dugaan nepotisme, hingga kebijakan presidential threshold yang masih menuai polemik. Isu ijazah palsu menjadi semacam pengalih perhatian yang cukup efektif untuk mengendurkan pengawasan masyarakat terhadap substansi kebijakan tersebut.

Tak hanya itu, Dedi juga menilai bahwa manuver ini turut bertujuan untuk melindungi posisi politik anak Jokowi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dengan mengalihkan perhatian masyarakat ke isu yang tidak terlalu esensial, maka sorotan terhadap kapasitas Gibran yang masih diragukan pun berkurang. Apalagi belakangan sempat muncul desakan pemakzulan dan pertanyaan publik mengenai kompetensi Gibran sebagai wakil presiden muda.

"Jokowi harus diakui cerdik memanfaatkan konflik," kata Dedi. Ia bahkan membuka kemungkinan bahwa narasi mengenai ijazah palsu ini bukan sekadar reaksi spontan dari para pengkritik, melainkan bisa jadi dikendalikan secara tidak langsung oleh Jokowi sendiri. Strategi ini menggambarkan betapa dalam dan kompleks permainan politik yang sedang berlangsung, di mana opini publik menjadi bagian dari skenario yang lebih besar.

Dengan segala dinamika ini, Jokowi terlihat tetap mampu menjaga posisinya dalam arena politik, meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Bahkan, lewat isu yang terlihat melemahkan dirinya, ia justru berhasil menciptakan ruang manuver baru yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat pengaruh politik keluarga dan menjaga warisan kekuasaannya.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita