Nessie Judge menyampaikan permintaan maaf secara terbuka usai dikecam netizen Jepang karena diduga menggunakan foto mendiang Junko Furuta sebagai hiasan dinding dalam video kolaborasinya bersama grup NCT Dream. Konten bertema Halloween yang diunggah pada 2 November 2025 itu menampilkan potret Furuta dengan mata ditutup garis hitam di latar belakang, dan langsung menuai kritik tajam dari publik Jepang yang menilai tindakan tersebut tidak menghormati korban.
Melalui unggahan di akun media sosialnya, Nessie menjelaskan bahwa foto tersebut bukanlah hiasan untuk konten Halloween atau elemen estetika seperti yang dituduhkan. Ia menyebut foto itu merupakan bagian dari proyek konten "Nerror" yang membahas kisah-kisah kriminal nyata, termasuk tragedi Furuta. "Halo semuanya. Saya telah mendengarkan dan memahami kekhawatiran Anda. Apa yang kami anggap sebagai bentuk penghormatan ternyata justru dianggap tidak peka," tulisnya di X (Twitter) @nessiejudge, Kamis (6/11/2025). "Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kurangnya pertimbangan kami," lanjutnya.
Nessie menambahkan bahwa sejak kritik bermunculan, ia dan timnya telah menghapus seluruh konten terkait dan melakukan evaluasi internal. "Kami sadar tindakan ini mungkin tidak bisa menghapus kesalahan, tapi kami telah berusaha memperbaiki," ujarnya. Dalam pernyataannya, Nessie juga menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga korban, penonton, kolaborator, dan seluruh masyarakat yang merasa tersinggung. "Meskipun kami tidak pernah berniat menyakiti, saya paham bahwa dampak dari tindakan kami jauh lebih penting. Terima kasih telah mengingatkan kami dan meminta pertanggungjawaban," tulisnya lagi.
Kasus Junko Furuta sendiri merupakan salah satu tragedi paling mengerikan dalam sejarah kriminal Jepang. Furuta, seorang siswi SMA berusia 17 tahun, diculik, disiksa, dan dibunuh secara brutal oleh empat remaja laki-laki pada tahun 1989. Selama 40 hari ia mengalami penyiksaan ekstrem, termasuk pemukulan, pemerkosaan berulang, serta pembakaran tubuhnya. Tubuhnya kemudian ditemukan dalam drum semen — sehingga kasus ini dikenal luas sebagai "kasus pembunuhan siswi SMA terbungkus beton". Publik Jepang meyakini hukuman para pelaku terlalu ringan dibanding kejahatan yang mereka lakukan, menjadikan kasus ini simbol keadilan yang gagal ditegakkan.
Tindakan Nessie menggunakan foto korban dalam konteks hiburan dinilai melukai perasaan masyarakat Jepang. Sejumlah netizen menulis kecaman keras di media sosial, menyebut perbuatan itu sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap duka korban dan keluarganya. "Banyak orang Jepang tidak akan pernah memaafkan tindakan Anda. Anda menampilkan foto korban sebagai objek," tulis seorang warganet. Sementara yang lain menambahkan, "Sebagai orang Jepang, saya tidak bisa menerima ini. Anda telah menginjak-injak harga diri korban. Renungkan dan habiskan hidup Anda untuk meminta maaf padanya."
Walau menuai kritik keras, beberapa netizen memuji sikap cepat Nessie yang segera meminta maaf dan menghapus video terkait. Mereka berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kreator konten lain agar lebih sensitif terhadap konteks budaya dan etika ketika mengangkat kisah nyata dalam konten digital.
_____________
liputansembilan