Gaji UMR Vs Hidup di Kota: Siapa yang Akan Bertahan?
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

Gaji UMR Vs Hidup di Kota: Siapa yang Akan Bertahan?

Minggu, 01 Juni 2025

Ads

Hidup di kota besar itu ibarat ikut survival game yang nggak ada hadiahnya. Harga makan siang aja bisa bikin dompet kering, apalagi kalau kamu cuma mengandalkan gaji UMR. Pertanyaannya: apakah mungkin bertahan hidup di tengah himpitan biaya hidup yang makin nggak masuk akal?



Realita Gaji UMR di Tengah Hingar Bingar Kota

Bagi banyak orang, gaji UMR adalah satu-satunya sumber nafkah bulanan. Tapi masalahnya, standar UMR sering kali belum sebanding dengan biaya hidup, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung. Harga kosan, makan, transportasi, dan kebutuhan lainnya bisa langsung menggerus lebih dari 70% dari total pendapatan bulanan.

Contohnya di Jakarta, UMR 2025 berada di kisaran Rp5 juta. Tapi sewa kamar kos yang layak saja sudah bisa menyentuh angka Rp2 juta–Rp3 juta. Belum makan, belum transportasi, belum jajan kopi kekinian yang entah kenapa tetap jadi prioritas.



Biaya Hidup: Dari Sarapan Sampai Sabtu Malam

Coba bayangkan: sarapan nasi uduk + kopi sachet = Rp12 ribu. Makan siang warteg Rp18 ribu. Ngopi habis pulang kerja Rp30 ribu. Itu belum bensin atau ongkos transportasi online. Kalau dijumlah, sehari kamu bisa keluarin Rp60 ribu sampai Rp100 ribu, alias Rp2 juta–Rp3 juta sebulan cuma buat bertahan hidup. Belum termasuk hiburan, paket data, atau sekadar healing murah.

Weekend? Bioskop Rp50 ribu, camilan Rp30 ribu, dan tahu-tahu saldo tinggal nol. Di sinilah dilema UMR dan gaya hidup kota sering tabrakan: antara kebutuhan dan keinginan, antara bertahan hidup dan "pura-pura kaya".



Kreativitas adalah Kunci Bertahan

Meski terkesan suram, banyak orang yang berhasil bertahan (dan bahkan menabung) dengan gaji UMR. Caranya? Pintar-pintar mencari tambahan penghasilan. Mulai dari jadi freelancer sampingan, buka jasa online, jualan makanan homemade, hingga jadi content creator TikTok. Jangan anggap remeh recehan digital, karena kadang dari sinilah sumber uang tambahan bermula.

Selain itu, beberapa orang juga memilih tinggal di pinggiran kota, lalu rela menempuh perjalanan lebih jauh demi dapat harga sewa yang lebih murah. Ini memang mengorbankan waktu dan tenaga, tapi bisa menghemat jutaan rupiah per bulan.



Gaya Hidup Minimalis: Solusi atau Hype Sementara?

Tren gaya hidup minimalis juga mulai banyak dianut oleh para pekerja muda kota. Hidup dengan barang secukupnya, makan di rumah, dan menahan diri dari belanja impulsif bisa jadi penyelamat. Tapi, ini tentu nggak semudah caption Instagram.

Godaan diskon, promo Paylater, dan konten influencer "unboxing haul" sering bikin kita lupa prioritas. Maka, hidup minimalis harus dimulai dari kesadaran finansial, bukan ikut-ikutan biar estetik doang.



Investasi ala Anak UMR

"Gaji UMR bisa investasi?" Bisa banget, asal ngerti strategi dan prioritas. Banyak orang salah kaprah bahwa investasi butuh modal besar. Padahal, sekarang udah banyak platform yang memungkinkan kamu beli reksa dana mulai dari Rp10 ribu aja. Bahkan beli saham pun bisa dimulai dengan nominal kecil kalau tahu caranya.

Kuncinya adalah konsisten dan sabar. Sisihkan 10%–20% gaji di awal, bukan nunggu sisa akhir bulan. Karena, percaya deh, akhir bulan tuh biasanya nggak ada sisa.



Tips Bertahan Hidup di Kota dengan Gaji Terbatas

Ada beberapa strategi sederhana namun efektif yang bisa kamu terapkan:


  • Buat catatan pengeluaran harian. Jangan cuma ingat di kepala.

  • Masak sendiri. Selain hemat, bisa jadi skill tambahan juga.

  • Manfaatkan promo dan cashback, tapi tetap bijak. Jangan belanja cuma karena diskon.

  • Gabung komunitas atau forum berbagi info kerja sampingan dan peluang cuan online.

  • Kurangi nongkrong kalau belum ada tujuan jelas (atau patungan aja!).

FOMO dan Tekanan Sosial: Musuh Dalam Selimut

Di kota besar, tekanan sosial bisa lebih menyakitkan dari dompet kosong. Liat teman naik motor baru, check-in hotel mewah, atau upload konten di rooftop café—bisa bikin kita ikutan pengen. Padahal nggak tahu aja, itu hasil nyicil atau ngutang Paylater.

FOMO keuangan ini bikin kita kehilangan arah dan malah menambah beban utang. Maka penting banget punya batasan, dan sadar bahwa hidup bukan soal pamer tapi soal nyaman dan tenang.



Apa Kata Psikolog Keuangan?

Menurut beberapa pakar, tekanan keuangan di kota besar bisa memicu stres berkepanjangan, bahkan depresi. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga kesehatan mental, baik dengan curhat ke orang terdekat, konsultasi profesional, atau sekadar menyendiri sambil minum teh di kamar kos. Nggak harus mahal kok untuk merasa damai.

Selain itu, penting juga punya target kecil yang realistis. Misalnya: dalam 6 bulan bisa punya dana darurat Rp2 juta. Dalam setahun, bisa pindah ke kosan yang lebih nyaman. Target-target ini bikin hidup lebih terarah dan nggak melulu soal bertahan hidup.



Siapa yang Akan Bertahan?

Jawabannya: mereka yang bisa adaptasi, kreatif, dan punya kontrol diri. Gaji UMR bukan akhir dari segalanya. Memang berat, tapi bukan mustahil untuk bertahan dan bahkan berkembang. Kota memang keras, tapi dengan strategi cerdas, kamu bisa jadi pemenang tanpa harus jadi "sultan".

Yang penting, jangan pernah minder. Karena banyak orang yang terlihat sukses di luar, ternyata sedang jungkir balik juga di dalam. Jadi tetap semangat, dan jangan berhenti belajar soal manajemen keuangan.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita