Yang menarik, zona panas ini bukan dinding fisik kayak di film sci-fi, melainkan wilayah plasma superpanas yang muncul dari adu kekuatan antara angin matahari dan partikel dari ruang antargalaksi. Bayangkan aja: Voyager lagi nyelonong keluar dari gelembung heliosphere—lapisan pelindung tata surya kita—lalu mendadak masuk ke "zona panas" yang bisa bikin kamu matang seketika kalau kamu bukan pesawat.
Dalam gambar yang dibagikan di postingan itu, terlihat Voyager seperti titik mungil di tengah cahaya merah menyala dengan taburan bintang di sekitarnya. Warna merah menyala itu diyakini menggambarkan kawasan plasma panas yang baru saja ia lewati. Keren dan sedikit bikin merinding, karena itu adalah wilayah yang sangat jauh dan sangat asing dari perspektif manusia.
Voyager sendiri diluncurkan sejak 1977 dan sekarang berada di wilayah luar heliopause—batas terakhir heliosphere sebelum memasuki ruang antar-bintang. Jadi wajar saja kalau data-data yang dikirimnya sekarang makin absurd dan mindblowing. Bayangkan, alat yang diciptakan lima dekade lalu masih sempat-sempatnya kirim info suhu ribuan derajat Kelvin. Heliopause ini bisa dibilang benteng terakhir tata surya sebelum "lautan kosmik" yang tak terjamah.
Meski suhu di zona itu gila-gilaan, tapi Voyager tetap aman. Soalnya, meski panas, wilayah ini punya kepadatan partikel yang sangat rendah. Jadi beda dengan panas di oven rumah—lebih mirip kayak sinar yang gak banyak bisa menghantarkan energi karena saking jarangnya partikel di sana. Tapi tetap aja, ini bukti nyata betapa luas dan ekstremnya alam semesta yang kita tempati.
Dari sisi ilmiah, temuan ini penting banget. Ini menambah pemahaman soal peran heliosphere sebagai tameng alami Bumi dari radiasi kosmik. Apalagi, dengan data ini, ilmuwan bisa lebih siap merancang misi-misi luar angkasa ke wilayah yang bahkan belum kita bayangkan sebelumnya. Bisa aja nanti ada misi manusia ke zona ini di masa depan—atau minimal kirim robot-robot generasi baru yang lebih canggih dari Voyager.
Di media sosial, netizen pun ramai berkomentar. Ada yang terharu dengan daya tahan Voyager, sampai-sampai bilang, "Laptop saya tiga tahun udah ngadat, Voyager 50 tahun masih kirim data!" Ada juga yang iseng nyambungin fenomena ini dengan dunia Star Trek, seolah-olah NASA sedang menemukan babak baru dari kisah fiksi ilmiah.
NASA sendiri mengakui kalau daya listrik Voyager makin terbatas, tapi mereka tetap memprioritaskan instrumen penting biar data dari ujung tata surya tetap mengalir. Voyager 1 dan 2 masing-masing menembus heliopause pada 2012 dan 2018. Kini, keduanya seperti sepasang penjelajah sunyi yang terus memberi tahu kita: "Masih banyak hal menakjubkan di luar sana."
_____________