Dalam momen yang penuh semangat dan haru, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), hadir memberikan pesan inspiratif kepada para wisudawan Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Selasa, 3 Mei 2025. Di tengah ribuan lulusan yang baru saja menuntaskan pendidikan mereka dari jenjang sarjana hingga doktor, JK menyampaikan pandangan yang cukup membumi tentang arti penting dari sebuah ijazah.
Ijazah Itu Penting, Tapi Bukan Segalanya
JK menyampaikan bahwa ijazah atau gelar akademik sejatinya hanyalah formalitas di dunia kerja. Bukan berarti tidak penting, tapi menurutnya, yang lebih dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini adalah skill atau keterampilan yang mumpuni. "Ijazah itu penting disimpan baik-baik, jangan sampai hilang, karena bisa jadi masalah kalau nanti Anda jadi gubernur atau bupati," ujar JK sambil setengah bercanda namun tetap serius memberi peringatan.
Ia bahkan mengaku bahwa sejak lulus kuliah tahun 1967 silam, dirinya hanya membuka ijazah satu kali saja. "Selebihnya tidak pernah dibuka. Tapi tetap harus dijaga," tegasnya. Hal ini menjadi pengingat bahwa meskipun gelar akademik adalah tiket awal, yang akan membawa kita jauh justru adalah keahlian dan karakter pribadi.
"Tolong Ijazahnya Diplastik"
Dalam suasana penuh tawa kecil namun tetap khidmat, JK menyarankan kepada para wisudawan agar menyimpan ijazah mereka dengan rapi. "Tolong diplastik ijazah Anda nanti supaya aman," pesannya. Pernyataan ini sontak mendapat reaksi antusias dari para peserta wisuda, karena terdengar lucu tapi juga benar adanya.
Komentar tersebut menegaskan bahwa dokumen penting seperti ijazah bisa menjadi sangat vital dalam momen-momen tertentu di masa depan, terutama jika seseorang melangkah ke dunia birokrasi atau politik, di mana keabsahan ijazah kerap menjadi bahan sorotan publik.
Skill dan Kemampuan Jadi Penentu
Salah satu poin penting yang diangkat oleh JK adalah soal pentingnya kemampuan dan keterampilan. Menurutnya, dunia kerja modern tidak cukup hanya menilai seseorang dari gelar semata. "Yang penting sekarang bukan hanya ijazah, tapi juga keahlian," ucapnya tegas.
Di era yang bergerak cepat seperti sekarang, perusahaan dan lembaga lebih tertarik kepada kombinasi skill yang bisa langsung diterapkan dalam pekerjaan. Gelar bisa jadi pintu masuk, tetapi kemampuan menyelesaikan masalah, beradaptasi, berpikir kritis, dan bekerja sama adalah penentu utama keberhasilan di dunia nyata.
Dunia Kerja Itu Nyata dan Penuh Tantangan
JK tidak hanya bicara soal ijazah dan skill. Ia juga mengingatkan para lulusan bahwa dunia yang akan mereka hadapi setelah lulus jauh lebih kompleks. "Anda akan menghadapi dunia nyata dan dunia bekerja. Dunia untuk meningkatkan hidup Anda," katanya.
Pernyataan ini terasa sangat relevan, terutama bagi para generasi muda yang baru menyelesaikan pendidikan. Dunia kerja tidak selalu seindah harapan. Ada tantangan, tekanan, bahkan kegagalan. Tapi justru dari situlah proses pembelajaran yang sebenarnya dimulai. Dunia kerja mengajarkan banyak hal yang tidak bisa didapat dari bangku kuliah.
Perubahan Global dan Realitas Dunia
JK juga menyinggung tentang perubahan cepat yang terjadi di dunia saat ini. Menurutnya, situasi global sedang tidak menentu dan banyak krisis fisik yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat global.
"Kita melihat di TV perang Ukraina dan Rusia, perang di Gaza antara Israel dan Palestina. Begitu banyak korban," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa para wisudawan tidak hanya harus siap secara teknis, tetapi juga harus memiliki empati, ketahanan mental, dan wawasan global. Dunia yang mereka masuki adalah dunia yang kompleks dan tidak bisa dipahami hanya dengan hitam-putih.
Menjadi Pemimpin Masa Depan
Di akhir sambutannya, JK memberi harapan agar para lulusan Unhas dapat menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga tangguh secara mental dan berjiwa sosial tinggi. Ia menekankan pentingnya membangun karakter dan kontribusi nyata kepada masyarakat.
"Semoga kalian semua bisa menjadi pemimpin yang memberi dampak, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa ini," tutupnya. Pesan ini tentu menjadi motivasi besar bagi para wisudawan yang sedang bersiap melangkah ke dunia yang penuh tantangan dan peluang.
Kehadiran JK, Motivasi untuk Lulusan Baru
Kehadiran tokoh nasional sekelas Jusuf Kalla dalam acara wisuda ini jelas menjadi kehormatan tersendiri. Selain dikenal sebagai tokoh politik, JK juga memiliki rekam jejak luar biasa di dunia bisnis dan kemanusiaan. Kata-katanya membawa bobot, tidak hanya karena posisinya, tapi juga karena pengalaman hidup yang begitu kaya.
Para wisudawan yang hadir tentu merasakan suntikan semangat baru. Dalam dunia yang penuh persaingan dan tidak pasti, pesan dari seorang yang sudah melalui berbagai fase kehidupan seperti JK menjadi bekal berharga untuk menghadapi masa depan. Inspirasi seperti inilah yang membuat prosesi wisuda lebih dari sekadar acara seremonial.
Kesimpulan: Ijazah Bukan Akhir, Tapi Awal Perjalanan
Pesan utama dari Jusuf Kalla pada acara wisuda Unhas 2025 adalah bahwa ijazah bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar gelar—ia menuntut kompetensi, dedikasi, dan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi.
Di tengah perubahan global yang cepat, lulusan baru ditantang untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berkontribusi untuk kebaikan bersama. Dengan menyimpan ijazah baik-baik dan terus mengasah skill, maka jalan menuju kesuksesan akan terbuka lebih lebar. Seperti kata JK, yang penting bukan hanya gelar di atas kertas, tapi kemampuan nyata yang bisa dibuktikan di lapangan.
_____________