Panasonic, yang juga merupakan pemasok utama baterai untuk Tesla, menyebut bahwa PHK mencakup 4% dari total 230.000 tenaga kerja globalnya. Rencana ini difokuskan pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2026 dan melibatkan tinjauan menyeluruh terhadap efisiensi di semua unit usaha.
"Evaluasi jumlah organisasi dan personel yang benar-benar dibutuhkan akan dilakukan," kata Panasonic dalam pernyataan resminya dikutip AFP, Jumat (9/5/2025). Penyesuaian terutama menyasar divisi non-produksi dan penjualan.
Panasonic menyatakan bahwa separuh dari pemangkasan tenaga kerja akan terjadi di Jepang, dan separuh lainnya di luar negeri. Proses ini dilakukan sesuai regulasi ketenagakerjaan masing-masing negara. Perusahaan yang berbasis di Osaka ini juga tengah merestrukturisasi model bisnis secara besar-besaran.
Selain bisnis elektronik, Panasonic aktif dalam sektor perumahan, energi, dan otomotif. Fokus barunya kini beralih ke restrukturisasi menyeluruh. Dalam reformasi manajemen Februari lalu, perusahaan menargetkan peningkatan laba hingga 150 miliar yen.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan bersamaan, Panasonic memproyeksikan laba bersih turun 15% dan penjualan turun delapan persen untuk tahun ini. Pada akhir Maret 2025, perusahaan membukukan penurunan laba bersih sebesar 17,5% menjadi 366 miliar yen.
Panasonic mengakui bahwa salah satu tantangan utama adalah penurunan permintaan terhadap kendaraan listrik (EV). Meski begitu, dampak tarif perdagangan dari AS belum dihitung dalam estimasi keuangan mereka.
Dalam wawancara dengan Nikkei pada April, CEO Panasonic Yuki Kusumi mengatakan bahwa pengurangan tenaga kerja adalah langkah "tak terhindarkan" untuk bersaing secara global. Meskipun terkesan drastis, Kusumi menegaskan bahwa ekspansi tenaga kerja juga pernah dilakukan di masa jaya perusahaan.
Sumber: cnbcindonesia
_____________