Baht Thailand Melemah Usai Konflik Memanas dengan Kamboja

Ads

Baca Juga

Mata uang Baht Thailand tergelincir 0,3% menjadi 32,29 per dolar AS pada Kamis (24/7/2025), setelah sempat menyentuh 32,11, posisi terkuat sejak Februari 2022. Tekanan jual ini terjadi di tengah meningkatnya konflik militer dengan Kamboja.

Indeks Bursa Thailand Ikut Terkoreksi
Selain pelemahan baht, Indeks Bursa Efek Thailand (SET) juga merosot sekitar 1%. Padahal, sepanjang 2025 baht sudah menguat lebih dari 6% berkat optimisme negosiasi perdagangan, arus modal asing, dan harga emas yang mendekati rekor.

Pemicunya: Bentrokan di Perbatasan
Tensi meningkat setelah jet tempur Thailand menyerang dua pos militer Kamboja di perbatasan sengketa. Bentrokan darat juga dilaporkan terjadi di beberapa titik.
"Eskalasi konflik perbatasan memberi investor alasan untuk membukukan keuntungan setelah baht menguat signifikan," ujar Lloyd Chan, analis MUFG Bank.

Dampak pada Prospek Ekonomi Konflik Thailand-Kamboja dinilai berpotensi menghentikan reli baht yang sudah berjalan sejak awal tahun. Sebelumnya, sentimen positif didorong pernyataan Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira yang mengklaim bahwa Thailand hampir mencapai kesepakatan dengan AS untuk memangkas tarif hingga 36% sebelum batas waktu 1 Agustus.
Jika kesepakatan ini gagal tercapai, dampak negatif terhadap perdagangan Thailand bisa makin besar, terutama jika ketegangan militer terus berlanjut.

Investor Cermati Risiko Geopolitik
Kondisi ini menunjukkan bahwa faktor geopolitik kini menjadi variabel utama yang memengaruhi nilai tukar baht dan kinerja pasar keuangan Thailand. Investor disarankan untuk lebih waspada terhadap volatilitas yang dapat meningkat dalam waktu dekat.

_____________