liputansembilan
Ads
Kapolres Ngada nonaktif, Fajar Widyadharma S, yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur, diketahui hanya memiliki harta kekayaan sebesar Rp14 juta.
Data ini berasal dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan Fajar kepada KPK pada 7 Februari 2024. Saat itu, ia masih menjabat sebagai Kapolres Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Harta yang dilaporkan hanya berupa kas dan setara kas, tanpa kepemilikan tanah, bangunan, kendaraan, surat berharga, atau aset lain. Nilai ini sangat berbeda dibanding laporan tahun-tahun sebelumnya. Pada 11 Januari 2023, ia melaporkan total kekayaan Rp103 juta, yang terdiri dari sebuah Honda CRV keluaran 2008 senilai Rp90 juta dan kas Rp13 juta. Sementara, pada 18 Maret 2020, saat menjabat Kepala Unit 1 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Jawa Barat, total kekayaannya mencapai Rp127,3 juta.
Fajar diduga melakukan tindakan kekerasan seksual pada 11 Juni 2025 di sebuah kamar hotel di Kupang, NTT. Meski proses penyidikan sudah berjalan, statusnya belum ditetapkan sebagai tersangka.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi, mengungkapkan bahwa Fajar telah dibawa ke Jakarta pada 24 Februari 2025 untuk menjalani pemeriksaan oleh Divisi Propam Polri. Salah satu korban tindak kekerasan Fajar diketahui adalah seorang anak perempuan berusia enam tahun.
Kasus ini terungkap setelah Australian Federal Police (AFP) melaporkan kepada Divisi Hubinter Mabes Polri tentang video yang menunjukkan aksi pencabulan oleh Fajar dan diunggah ke situs dewasa asing. Polda NTT kemudian memulai penyelidikan dan menangkap Fajar pada 20 Februari 2025 melalui operasi gabungan Propam Polri dan Propam Polda NTT. Saat penangkapan, tes urine menunjukkan ia positif menggunakan narkoba.
_____________
