Bantuan Belum Datang, Polisi Malah Tangkap Penjarah Minimarket, Warga Sibolga Bingung: Kami Harus Makan Apa?
Ads
scroll to continue with content

Menu Atas

Header Menu

HEADLINES
.....

Bantuan Belum Datang, Polisi Malah Tangkap Penjarah Minimarket, Warga Sibolga Bingung: Kami Harus Makan Apa?

Senin, 01 Desember 2025

Ads

Gambar Berita

Penangkapan belasan warga Sibolga yang terlibat aksi penjarahan minimarket membuka potret krisis yang lebih dalam: kelaparan, keterisolasian, dan terlambatnya distribusi bantuan di tengah bencana banjir dan longsor. Di saat polisi menegaskan bahwa penjarahan tetap merupakan tindak kriminal, sebagian warga mengaku terpaksa melakukannya demi bertahan hidup.

Polres Sibolga mengamankan 16 orang yang diduga menjarah sejumlah minimarket, termasuk Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi. Barang yang diambil pun mayoritas berupa kebutuhan pokok seperti mi instan, gula, minuman kemasan, hingga sabun. "Para pelaku diamankan di lokasi berbeda dengan barang bukti berupa makanan ringan, minuman, dan sejumlah kebutuhan rumah tangga," ujar AKP Rustam E Silaban, dilansir inilah.com. Polisi menyebut tindakan tegas perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa dan menjaga keamanan serta stok barang bagi masyarakat.

Namun di tengah proses hukum, muncul cerita berbeda dari warga. Beberapa pelaku mengaku bertindak karena kelaparan yang sudah berlangsung berhari-hari. Akses jalan rusak membuat logistik tidak mampu menjangkau permukiman terdampak. Bahkan ada warga yang menyebut bantuan baru tiba setelah video penjarahan viral. Sebagian pelaku mengatakan siap mengganti barang yang diambil jika kondisi sudah pulih, sementara yang lain mengaku hanya ingin memberi makan keluarga.

Pengakuan ini memunculkan dilema moral: ketika hukum bertemu realitas kelaparan. Perdebatan muncul di publik, antara yang mengecam tindakan penjarahan dan mendukung langkah tegas aparat, serta mereka yang menilai bahwa konteks kemanusiaan tidak dapat diabaikan.

Kepolisian memahami kondisi di lapangan, namun tetap menegaskan bahwa penjarahan tidak bisa dibenarkan. Aparat TNI-Polri kini memperketat patroli dan berjaga di sejumlah minimarket untuk memastikan situasi tetap kondusif dan pasokan barang aman.

Di sisi lain, pemerintah daerah dan tim penanggulangan bencana mengakui lambatnya distribusi bantuan akibat rusaknya akses, terutama di wilayah pinggiran Sibolga. Penyaluran kini dilakukan melalui jalur alternatif dan menggunakan kendaraan taktis agar bisa menembus kawasan terisolasi. Meski distribusi mulai berjalan, pertanyaan besar tetap mengemuka: di mana bantuan ketika warga mulai kelaparan?

Respons cepat dinilai publik dapat mencegah warga mengambil langkah nekat. Banyak yang berharap pemerintah segera melakukan evaluasi agar penanganan bencana ke depan lebih sigap dan tepat sasaran, terutama dalam distribusi kebutuhan darurat.

Kini situasi Sibolga mulai terkendali pasca penangkapan pelaku dan peningkatan pengamanan. Namun pekerjaan besar masih menanti: memastikan bantuan merata, akses kembali dibuka, dan tragedi kelaparan tidak kembali terulang. Sebab penangkapan ini hanya satu bagian dari cerita besar tentang sebuah kota yang berjuang untuk bertahan di tengah bencana.

_____________

Punya Kabar Menarik?

Bagikan di LiputanSembilan.com GRATIS! 🚀

Langsung tulis dan kirim tanpa login atau buat akun.


Apakah di sekitar kamu ada prestasi membanggakan, kisah inspiratif, atau acara penting yang jarang terliput media? Atau ingin mempromosikan produk dan jasa secara luas?


💡 LiputanSembilan.com membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengirimkan berita secara GRATIS!

✅ Berita tentang prestasi lokal, kisah unik, atau kejadian penting di komunitas Anda
✅ Promosi barang atau jasa untuk menjangkau lebih banyak orang

📢 Jangan lewatkan kesempatan ini! Kirim berita kamu sekarang dan jadilah bagian dari LiputanSembilan.com!


Kirim Berita